MERCUSUAR.CO, Mojokerto – Umat Buddha di Kabupaten Mojokerto mulai memandikan patung Buddha terbesar se-Asia Tenggara tepatnya 1 minggu sebelum Hari Raya Waisak.
Tradisi ini berlangsung setiap tahun sebelum prosesi puncak Waisak.
Makna memandikan patung Buddha itu sendiri yaitu menyucikan batin jelang Hari Raya Waisak, tutur Bhante Nyanaloka Stavira salah satu pemuka agama di Maha Vihara Majapahit itu.
Para umat menaiki patung sepanjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter itu dengan hati-hati.
Selain disemprot dengan air, mereka membersihkan kerak dan lumut yang menempel pada anatomi patung.
Prosesi sakral tersebut diakhiri dengan menyiram air bunga mawar. “Itu sebagai penghormatan kita kepada Sang Budha,” kata Nyanaloka.
Peringatan Waisak 2568 BE kalim ini bertema “Keharmonisan Merupakan Pedoman Hidup Berdampingan Dalam Berbangsa”.
Nyana menambahkan, prosesi waisak pada tanggal 23 Mei mendatang diawali dengan pradaksina. Yaitu berjalan mengitari patung budha dan wihara, lalu memandikan rupang (sidharta kecil) dan diakhiri dengan puja bakti serta meditasi di detik-detik puncak waisak yang jatuh pada pukul 21.15 WIB.
Selain dari Mojokerto, ratusan umat diprediksi akan datang dari berbagai daerah, seperti Surabaya, Jombang, Madiun, dan sekitarnya.