Hari Kebangkitan Nasional: Sejarah dan Makna di Balik Peringatannya

Ilustrasi Gambar Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Dok.Google)
Ilustrasi Gambar Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Dok.Google)

MERCUSUAR.CO, Jakarta – Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Peringatan ini menandai momen bersejarah berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Peringatan pertama Hari Kebangkitan Nasional dilakukan pada era Presiden Soekarno pada 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan 40 tahun berdirinya Budi Utomo. Hari Kebangkitan Nasional kemudian resmi menjadi Hari Nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 316 Tahun 1959, dan diperkuat oleh Keppres No 1 Tahun 1985 di era Presiden Soeharto.

Bacaan Lainnya

Momen kebangkitan nasional bermula dari era pergerakan nasional ketika pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai menerapkan Politik Etis pada 17 September 1901. Politik Etis diterapkan sebagai tanggung jawab moral setelah kebijakan tanam paksa (cultuurstelsel) yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Politik Etis memiliki tiga program utama: irigasi, edukasi, dan transmigrasi, dengan edukasi memberikan dampak terbesar dengan memunculkan kaum bumiputra terpelajar.

Didirikannya sekolah kedokteran Belanda, STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen), memberikan ruang bagi anak-anak elit pribumi untuk mendapatkan pendidikan. Hal ini memunculkan ide-ide politik Barat tentang kebebasan dan demokrasi, yang kemudian memunculkan kelompok elit berpendidikan yang menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional. Salah satu manifestasinya adalah berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 oleh dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA, yang menjadi titik awal gerakan menuju kemerdekaan Indonesia.

Budi Utomo, meskipun bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tanpa aspek politik, memicu semangat nasionalisme dan gerakan anti-kolonial. Organisasi ini menginspirasi berdirinya organisasi-organisasi lain yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Hari Kebangkitan Nasional juga digunakan untuk mengenang jasa para tokoh penting seperti dr. Wahidin Soedirohusodo, dr. Soetomo, HOS Tjokroaminoto, dr. Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka berperan penting dalam masa-masa awal pergerakan nasional Indonesia.

Makna Hari Kebangkitan Nasional tidak hanya untuk mengingat jasa para pahlawan, tetapi juga untuk meneruskan semangat nasionalisme, persatuan, dan kesatuan bangsa. Peringatan ini mengingatkan pentingnya memajukan diri melalui gerakan organisasi dan menjadikan sejarah sebagai inspirasi dalam membangun cita-cita bangsa Indonesia.

Pos terkait