Penurunan Muka Tanah Pantura Jateng 8-13 cm/tahun

MERCUSUAR, Semarang – Penurunan muka tanah di kawasan Pantura Jawa Tengah mencapai 8- 13 sentimeter per tahun. Kondisi ini menjadi pemicu utama banjir rob yang terus meluas, terutama di wilayah Sayung, Kabupaten Demak.

Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mendorong percepatan solusi jangka pendek dan panjang. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah merevisi Peraturan Daerah tentang Air Tanah.

Revisi perda dinilai penting untuk mengendalikan pengambilan air tanah yang menyebabkan tanah ambles. Jika berhasil, masyarakat dan industri akan diarahkan menggunakan air dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

“Pengambilan air tanah harus dibatasi. Kita biasakan pakai SPAM agar tidak makin parah,” tegas Luthfi saat acara Rembug Bareng Gubernur dan Pimpinan Media di Semarang, Rabu (2/7/2025).

Ia juga menyampaikan, penurunan tanah tidak bisa dianggap remeh. Dampaknya terasa dalam bentuk genangan, rusaknya infrastruktur, hingga menurunnya kualitas hidup warga.

Selain revisi aturan, Pemprov Jateng menggandeng Universitas Diponegoro(Undip) untuk menjalankan program desalinasi di kawasan pesisir. Teknologi ini mengubah air payau menjadi air tawar siap minum dan telah diterapkan di Sayung, Pekalongan, dan Demak.

Untuk jangka panjang, solusi utama adalah pembangunan giant sea wall atau tanggul laut. Proyek ini bagian dari program nasional yang sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto.

Tanggul laut ini dilengkapi dua kolam retensi besar, yaitu Terboyo dan Sriwulan. Terboyo mampu menampung 6 juta meter kubik air, sedangkan Sriwulan lebih dari 1 juta meter kubik.

Tak hanya infrastruktur, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga diterjunkan ke wilayah terdampak. Masing-masing OPD bertugas sesuai fungsinya, mulai dari menyedot rob, memasang pengaman jalan, hingga bantuan pendidikan dan kesehatan.

Luthfi juga menargetkan penanaman 1,5 juta pohon mangrove sepanjang pantai utara Jawa Tengah tahun ini. Upaya ini dilakukan untuk memperkuat garis pantai dan menekan abrasi.

“Penurunan tanah tak bisa dicegah sepenuhnya, tapi bisa dikendalikan. Yang penting, negara hadir dan rakyat merasakan manfaatnya,” ujar Luthfi.

Pos terkait