MERCUSUAR.CO, Pati – Di wilayah Kabupaten Pati tepatnya berada di bagian selatan Kota Bumi Mina Tani terdapat banyak sumber mata air.
Seperti halnya di salah satu sumber mata air dari Pegunungan Kendeng kawasan Sukolilo Pati, yakni Sumber Air Asem Bosok.
Sumber mata air tersebut, terletak di Desa Kedumulyo tepatnya di RT 7 RW 4, jika dihitung dari Objek Wisata Gua Wareh kira-kira hanya berjarak 500 meter saja.
Lokasi sumber mata air asem bosok ini, dapat diakses dengan kendaraan roda dua maupun roda 4. Karena tepat di sisi jalan desa menuju akses ke ladang warga Desa Kedumulyo.
Sumber Mata Air Asem Bosok ini merupakan salah satu sumber air yang menjadi urat nadi masyarakat sekitar. Hampir keseluruhan aktivitas mulai dari mandi, mencuci pakaian hingga kebutuhan di sawah, warga memanfaatkan sumber air tersebut.
Lokasinya yang tepat di tengah-tengah pedesaan, sumber mata air tersebut selalu digunakan warga untuk mandi.
Tak jarang juga para anak-anak setelah pulang sekolah untuk sekedar mencari kesegaran, juga menyempatkan berenang di tempat tersebut.
Begitu juga para masyarakat yang mayoritas berladang, setiap kali pulang dari sawah para warga juga mandi sekaligus membersihkan badan dan pakaiannya.
Berdasarkan keterangan dari salah satu warga juga merupakan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Semar Wareh Desa Kedumulyo, Adie Saputro mengungkapkan bahwa sumber mata air tersebut, tidak pernah mengalami Kekeringan.
Akibat dari kondisi tersebut, bagi sebagian masyarakat juga menyebutnya sumber mata air tersebut dengan Sendang Panguripan. Dengan maksud bahwa sumber mata air asem bosok telah memberikan penghidupan bagi seluruh masyarakat disekitarnya.
“Kalau sumber mata air ini, hingga saat ini tidak pernah yang namanya tidak ada airnya. Pas musim kemarau pun seperti ini airnya, paling berkurang hanya sedikit saja ini. Makanya bagi sebagian kami juga menyebut ini sendang Panguripan mas,” ungkapnya.
Berdasarkan sejarahnya, kenapa dinamakan Asem Bosok. Kono pada awal ditemukannya sumber mata air tersebut terdapat Pohon Asem yang tumbuh diatasnya.
Karena pohon sudah tua dan termakan usia akhirnya lapuk, dan tumbang dengan sendirinya hingga membusuk atau dalam basa jawanya Bosok. Maka, kemudian masyarakat sekitar lebih mudah menamakannya dengan Asem Bosok itu.
Untuk saat ini, Sumber Asem Bosok yang memiliki kedalaman 2 meter tersebut, sudah dibagi menjadi dua bagian dengan dibangun dinding pembatas dan keliling area sumber mata air.
Sehingga, para laki-laki dan perempuan sudah ada pembatasan apabila pengunjung berkeinginan untuk mandi dan berenang di sumber mata air tersebut.
Sumber Asem Bosok juga telah menjadi salah satu destinasi wisata yang menjadi paket wisata di Desa Kedumulyo.
Menurut Adie, bahwa sumber mata air itu juga bagi sebagian masyarakat dapat menyembuhkan penyakit kulit dengan cukup berendam pada sendang tersebut.
Sejauh ini, pihaknya belum menerapkan biaya khusus bagi para pengunjung yang mau datang ke sendang Panguripan tersebut.
Namun, para pengunjung bisa datang lebih dulu ke Gua Wareh dengan biaya sebesar Rp 5.000. Kemudian, dari pengelola akan bersedia mengantarkan ke lokasi Sumber Asem Bosok tersebut.
“Pada saat penilaian desa wisata yang dulu kita sudah ajukan ini menjadi bagian dari paket wisata, yang salah satunya para pengunjung bisa mandi si sumber mata air asli gunung Kendeng, kami jamin kesegaran dan sensasi dari airnya. Bahkan ada yang percaya, masyarakat itu ada yang datang hanya untuk berobat, agar penyakit kulitnya bisa sembuh,” pungkasnya.