Sejarah Desa Adat Penglipuran, Tradisi serta Daya Tarik

Desa Adat Penglipuran
Desa Adat Penglipuran

MERCUSUAR.CO, Bali – Pesona Desa Adat Penglipuran terkenal sebab kebersihan. Desa di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali, disebut selaku desa terbersih di dunia.

Desa Adat Penglipuran mempunyai daya tarik serta tradisi yang menarik wisatawan untuk datang. Ayo, simak sejarah, kuliner ikonik, sampai daya tariknya, seperti dilansir dari bermacam sumber.

Bacaan Lainnya

Sejarah Desa Adat Penglipuran

Penduduk Desa Adat Penglipuran kebanyakan berasal dari Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani. Pada era kerajaan Bangli, penduduk Desa Bayung Gede kerap mendapat tugas berperang. Sebab lokasi Desa Bayung jauh dari pusat kerajaan, Raja Bangli setelah itu memberikan tempat di lokasi yang dikenal sebagai Desa Adat Penglipuran.

Desa Adat Penglipuran semula disebut Kubu Bayung, yang berarti Pondok Bayung Gede. Tetapi, lama-kelamaan penduduk membentuk desa dengan membangun kahyangan 3 (pura puseh, pura dalem, serta pura bale agung). Penduduk pula membuat dang kahyangan yang serupa dengan Desa Bayung Gede buat mengingat ngelingang pura.

Bagi penuturan tokoh warga, Penglipuran secara etimologi berasal dan kata pangeling serta pura, yang berarti warga membangun pura seperti di Bayung Gede sebagai pengingat pura dan leluhur.

Penglipuran berasal dari kata pelipur dan lara jadi penglipuran, berarti tempat menghibur di kala duka( lara). Tidak hanya itu Penglipuran pula berasal dari kata pangleng dan pura, yang berarti Penglipuran melewati pura yang menghadap 4 mata angin utara, selatan, timur serta barat, dengan kata lain Penglipuran dikelilingi pura- pura.

Keunikan dan Daya Tarik Desa

Jadi desa terbersih di dunia serta mempunyai kuliner khas menjadi daya tarik tersendiri buat Desa Penglipuran. Tidak hanya 2 hal itu, apalagi ya daya tarik Desa Penglipuran?

Desa Adat Penglipuran dijuluki selaku desa terbersih di dunia didukung dengan berbagai penghargaan bidang lingkungan dan pariwisata. Mulai dari Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA), apalagi masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 bagi Green Destinations Foundation.

Desa Adat Penglipuran terletak di atas tanah seluas 112 hektare. Dipecah jadi lahan pertanian seluas 50 Ha, hutan bambu seluas 45 Ha, pemukiman penduduk 9 Ha, hutan kayu seluas 4 Ha, serta tempat suci seluas 4 Ha, dan sarana universal. Dapat disimpulkan hutan serta lahan lebih luas dari pemukiman penduduk.

Tradisi Desa Adat Penglipuran

Salah satu tradisi ritual keagamaan yang pula menarik perhatian pengunjung yakni Ngusaba. Ritual yang dilakukan guna menyambut Hari Raya Nyepi. Ngusaba dilakukan sebagai bentuk syukur umat atas anugerah yang dilimpahkan selama ini.

Terdapat pula Penglipuran Village Festival. Biasa diselenggarakan pada akhir tahun dengan rangkaian kegiatan beragam, mulai dari parade baju adat Bali, barong ngelawang, parade seni budaya, serta berbagai lomba yang lain.

Pos terkait