Peringati Sumpah Pemuda ke 95, Sanggar Larasati Pentaskan Teater Gantari

sanggar larasati
Sebuah adegan teater dengan judul Gantari oleh sanggar larasati

MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Menginjak tahun ke-6, sanggar tari Larasati, Desa Padamara, Kecamatan Padamara kembali menggelar pertunjukan bertajuk musik, tari, dan teater. Pertunjukan yang disajikan secara terbuka di halaman kantor Kecamatan Padamara tersebut juga merupakan pementasan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 95.

“Ini kali ketiga kami menggelar pentas kolaborasi musik, tari dan teater. Disamping sebagai peringatan hari jadi ke-6 sanggar Larasati, sekaligus momen ini kami sajikan pada peringatan Hari Sumpah Pemuda,” ungkap pimpinan sanggar Larasati, Hening Pambudi Larasati kepada Mercusuar.co usai pertunjukan, Sabtu (22/10/2023) malam.

Bacaan Lainnya

Hening mengatakan, pementasan tersebut juga sebagai agenda rutin sanggar Larasati dalam melakukan uji kemampuan anak didiknya dalam mempelajari seni tari dan seni peran. Menurutnya, pementasan juga menjadi konsekuensi sanggar untuk membuktikan kepada orang tua atau wali murid dalam melatih seni tari kepada siswa siswinya.

“Setiap tahun anak-anak kami pentaskan. Kami Ining mempertunjukan kemampuan anak-anak kepada orang tuanya,” ujar Hening.

Ia juga menjelaskan, sebelumnya pementasan hanya dalam bentuk menampilkan tari, namun sejak tiga tahun lalu pementasan dikemas dalam bentuk kolaborasi musik (Gending), seni tari, dan teater. Untuk pementasan teater kali ini mengambil judul Gantari.

Sementara itu, Happy Merdekawati selaku sutradara sekaligus penulis naskah teater berjudul Gantari tersebut merupakan produksi ke-3. Sebelumnya pada hari jadi sanggar Larasati ke-4 dipentaskan teater berjudul Wayang dan Dalang, kemudian produksi keduanya berjudul Krek.

“Sudah tiga kali ini kami mengharap pementasan yang berbeda dari sebelumnya. Kalau dulu hanya pertunjukan seni tari saja, namun setelah saya coba masukan unsur musik secara live dan seni peran, saya putuskan pementasan bisa dikolaborasi dari ketiganya,” katanya.

Happy menceritakan Gantari yang diperankan oleh Mutiara adalah gadis sebatang kara korban perang kemerdekaan, Ia kesepian dan terus menerus dihantui kebingungan, banyak persoalan hidup yang dirasa semakin berat. Ingin rasanya menyandarkan kepala ke bahu, tapi bahu siapa? Perang di negaranya membuat dirinya yatim piatu.

“Suatu saat dia tertidur, dalam tidur ya ia bermimpi ketemu dengan kakek neneknya yang diperankan oleh Ucil dan Nasawa. Dalam mimpinya banyak nasehat yang diutarakan sanga kakek kepada cucunya, salahsatunya memberikan dorongan agar Gantari bangkit, bersemangat, sebagaimana bangkitnya pemuda pemudi yang melahirkan sumpah pemuda,” tuturnya.

Happy juga menjelaskan, lakon Gantari bertujuan untuk mengajak anak-anak muda menghargai sejarah, yakni sejarah lahirnya Sumpah Pemuda, 22 Oktober 1928.(Angga)

Pos terkait