Mercusuar.co, JAKARTA – Ribuan mahasiswa dari berbagai daerah menggelar aksi unjuk rasa secara serentak sejak Senin (17/2) hingga Rabu (19/2). Gerakan yang diprakarsai oleh aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ini mengusung tema Indonesia Gelap, sebagai bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat dan generasi muda.
Koordinator Pusat BEM SI, Herianto, menyebut sekitar 5.000 mahasiswa turun ke jalan di berbagai kota, termasuk kawasan Patung Kuda, Jakarta. Ia menegaskan bahwa tema Indonesia Gelap dipilih sebagai sindiran terhadap kebijakan yang dinilai tidak memberi kepastian bagi masa depan bangsa.
“Hari ini kami menginstruksikan seluruh mahasiswa di berbagai daerah untuk turun ke jalan serentak mulai pukul 12 siang,” ujar Herianto, Senin (17/2) dikutip dari Suara Merdeka.
Ia juga menyoroti visi Indonesia Emas 2045 yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto. “Bagaimana mungkin kita bicara soal Indonesia Emas jika kebijakan yang diambil justru tidak mendukung generasi muda? Banyak persoalan di sektor lapangan pekerjaan dan pendidikan yang masih belum terselesaikan,” tambahnya.
Dalam aksi ini, mahasiswa mengajukan sejumlah tuntutan, di antaranya pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang dinilai merugikan rakyat, transparansi pembangunan nasional, serta keterbukaan dalam program MBG. Mereka juga menolak revisi Undang-Undang Minerba, menuntut pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset, serta meminta pertanggungjawaban atas kebijakan pemerintahan sebelumnya.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, mengungkapkan bahwa pihaknya mengerahkan 1.623 personel untuk mengawal aksi ini.
“Personel kami sebar di beberapa titik strategis, mulai dari kawasan Patung Kuda hingga depan Istana Negara,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa rekayasa lalu lintas akan dilakukan secara situasional. “Jika jumlah massa meningkat dan eskalasi aksi bertambah, arus lalu lintas akan dialihkan,” jelasnya.
Di Denpasar, Bali, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bali Tidak Diam melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Provinsi Bali. Mereka membawa berbagai spanduk bertuliskan
“Pendidikan Dipangkas Habis, Harapan Menipis” dan “Indonesia Gelap, Darurat Pendidikan” sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemangkasan anggaran pendidikan.
Salah satu koordinator aksi, yang juga Wakil Presiden BEM Universitas Udayana (Unud), Ketut Indra Adiyasa, menyatakan bahwa efisiensi anggaran pendidikan yang diterapkan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan berdampak negatif bagi dunia pendidikan.
“Seperti yang kita ketahui, Inpres Nomor 1 Tahun 2025 mencantumkan pemotongan anggaran pendidikan, dan ini akan berpengaruh besar terhadap masa depan pendidikan di Indonesia,” pungkas, dikutip dari CNNIndonesia.