Prabowo-Gibran Hadapi Tantangan Besar Jokowi  Capai Pertumbuhan Ekonomi 7%

Prabowo-Gibran Hadapi Tantangan Besar Jokowi: Capai Pertumbuhan Ekonomi 7%
Prabowo-Gibran Hadapi Tantangan Besar Jokowi: Capai Pertumbuhan Ekonomi 7%

MERCUSUAR.CO, Jakarta – Tantangan signifikan yang dihadapi oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan wakil presiden adalah mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melewati angka 5%. Dalam rencana kerjanya, mereka menetapkan target ambisius untuk pertumbuhan ekonomi antara 6% sampai 7%.

Menurut Yusuf Rendy Manilet, seorang ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, berdasarkan data historis, mencapai pertumbuhan di atas 5% merupakan sebuah tantangan berat. Hal ini dikarenakan target serupa yang pernah diletakkan oleh Presiden Joko Widodo pada periode pertamanya belum berhasil tercapai.

Bacaan Lainnya

“Kita perlu melihat bagaimana strategi dan kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintahan yang akan datang dalam upaya mencapai target pertumbuhan tersebut,” ungkap Yusuf.

Dia menambahkan, ada pelajaran yang bisa diambil dari pemerintahan sebelumnya yang memiliki aspirasi serupa terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi. “Menganalisa alasan-alasan kegagalan mencapai target sebelumnya dapat menjadi fondasi dalam menyusun strategi ekonomi yang lebih efektif,” tuturnya.

Bhima Yudhistira dari Center of Economics and Law Studies (Celios) mengemukakan pandangan bahwa pemerintahan baru akan menghadapi tantangan yang kompleks untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 6% hingga 7%, khususnya dengan latar belakang situasi geopolitik yang tidak menentu. Situasi ini dapat menghambat ekspor dan mengurangi cadangan devisa, sebagaimana terlihat dari pengecilan surplus neraca perdagangan.

“Tidak ada indikasi kuat bahwa kita akan mendapatkan keuntungan besar dari harga komoditas di tiga tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran,” ujar Bhima.

Selain itu, dia menyoroti tantangan inflasi pangan yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah. Bhima menekankan pentingnya pemerintah yang akan datang untuk mengalokasikan anggaran guna mendukung sektor pertanian dan mempertahankan daya beli masyarakat.

“Pengurangan bantuan sosial dapat meningkatkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dengan pengeluaran terendah, berpotensi meningkatkan angka kemiskinan dalam lima tahun ke depan,” tutup Bhima.

 

 

Pos terkait