WONOSOBO, Mercusuar.co – Pondok Pesantren Entrepreneur Ar-Ridwan hadir sebagai pelopor pendidikan berbasis agama yang mengintegrasikan ilmu keislaman dengan keterampilan kewirausahaan. Dengan pendekatan inovatif, pesantren ini bertujuan mencetak generasi yang tidak hanya mendalami ilmu agama secara mendalam, tetapi juga memiliki keunggulan di bidang ekonomi, sehingga siap menghadapi tantangan dunia modern.
Pondok Pesantren Ar-Ridwan dirintis oleh KH. Abdullah Maksum Al-Hafidz pada tahun 2015 di Desa Kalierang, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Awalnya, pesantren ini beroperasi di sebuah rumah kecil sederhana. Namun, seiring bertambahnya jumlah santri, kebutuhan akan pengembangan pesantren menjadi semakin mendesak.
Untuk mendukung operasional yang lebih profesional, didirikanlah Yayasan Peduli Generasi Indonesia yang berbadan hukum. Pada tahun yang sama, lokasi pesantren dipindahkan ke kawasan Lembah Sholawat, Dusun Binangun, Desa Gunungtawang, tepatnya di Jalan Banyumas Km. 08. Di tempat yang lebih luas dan strategis ini, pesantren terus berkembang menjadi pusat pendidikan terpadu yang menggabungkan ilmu agama, pendidikan formal, dan keterampilan praktis.
KH. Abdullah Maksum Al-Hafidz mendirikan pesantren ini karena keprihatinannya terhadap kondisi para lulusan pesantren salaf yang seringkali tidak memiliki ijazah formal maupun keterampilan ekonomi. Pesantren ini menjadi solusi atas permasalahan tersebut, dengan visi mencetak lulusan yang alim, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
Ar-Ridwan mengusung kurikulum terpadu yang menggabungkan pendidikan agama dengan keterampilan kewirausahaan. Kurikulum pesantren mencakup tiga program utama:
1. Kurikulum Tahfizul Qur’an – Berfokus pada hafalan dan pemahaman Al-Qur’an.
2. Kurikulum Dirosah Diniyah – Pendalaman ilmu agama melalui kitab-kitab klasik (kutubussalaf).
3. Kurikulum Entrepreneur – Membekali santri dengan keterampilan kewirausahaan berbasis praktik.
Sistem pembelajaran di pesantren ini juga menggunakan metode tradisional seperti bandongan dan sorogan, serta menekankan pengembangan kreativitas santri melalui program-program kewirausahaan.
Melalui SMP Entrepreneur Ar-Ridwan, pesantren juga menerapkan kurikulum nasional sehingga santri mendapatkan ijazah formal yang diakui secara resmi. Dengan pendekatan ini, lulusan pesantren tidak hanya memiliki ilmu agama yang kokoh, tetapi juga kemampuan akademis dan keterampilan praktis untuk terjun di dunia profesional.
Sebagai pesantren modern, Ar-Ridwan terus berupaya mengembangkan fasilitas yang mendukung pembelajaran sekaligus pemberdayaan ekonomi para santri. Pengasuh pesantren, KH Abdullah Maksum Al-Hafidz, memiliki harapan besar untuk mewujudkan sejumlah fasilitas di masa mendatang, di antaranya Laboratorium Ekonomi, Rumah Sakit, dan Pasar Santri.
Fasilitas-fasilitas ini dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya fokus pada ilmu agama, tetapi juga mendorong pengembangan potensi santri secara holistik. Laboratorium Ekonomi akan menjadi pusat pelatihan kewirausahaan dan praktik bisnis, Rumah Sakit akan memberikan pelayanan kesehatan berbasis islami, sementara Pasar Santri diharapkan menjadi wadah bagi santri untuk mempraktikkan ilmu kewirausahaan secara langsung.
Pondok Pesantren Ar-Ridwan memiliki pendekatan unik dalam memanfaatkan teknologi. Berbeda dengan pesantren lain yang cenderung membatasi penggunaan perangkat teknologi, Ar-Ridwan justru mendorong santri untuk memanfaatkan teknologi secara bijak. Di bawah pengawasan ketat, santri diajarkan menggunakan teknologi sebagai alat untuk belajar, berkreasi, dan mengembangkan potensi kewirausahaan, termasuk di bidang digital entrepreneurship.
“Pendekatan ini bertujuan mencetak santri yang tidak hanya kreatif, tetapi juga mampu bersaing di pasar global,” ujar KH. Abdulloh Maksum Al-Hafidz.
Pondok Pesantren Ar-Ridwan telah melahirkan ratusan lulusan yang sukses di berbagai bidang. Beberapa lulusan menjadi ulama dan dai yang aktif berdakwah di masyarakat, sementara yang lain meniti karier sebagai pengusaha di sektor-sektor strategis. Saat ini, sekitar 20% lulusan fokus sebagai entrepreneur, dan pesantren menargetkan angka tersebut meningkat menjadi 45% dalam beberapa tahun mendatang.
“Santri harus mandiri secara ekonomi sehingga mereka bisa berdakwah tanpa terganggu kebutuhan mencari pekerjaan,” ungkap KH. Abdullah Maksum Al-Hafidz.
Pondok Pesantren Entrepreneur Ar-Ridwan tidak hanya bertujuan mencetak generasi yang alim dalam ilmu agama, tetapi juga individu yang mandiri dan berdaya saing dalam dunia usaha. Dengan perpaduan pendidikan agama, formal, dan kewirausahaan, pesantren ini memberikan kontribusi nyata dalam mencetak generasi yang siap menjadi pemimpin di berbagai bidang kehidupan.