MERCUSUAR.CO, Klaten – Pasar Gedhe Klaten telah dilengkapi dengan ladang panel surya di bagian atap (rooftop) sebagai sumber pembangkit listrik untuk memenuhi sebagian kebutuhan penerangan di pasar tersebut.
Pemanfaatan energi listrik tenaga surya di pasar tradisional ini dianggap sebagai yang pertama di Indonesia. Listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini dapat mengurangi pengeluaran untuk pajak listrik PLN sekitar 30 persen hingga 40 persen.
Rooftop kedua dari gedung pasar tiga lantai ini menyimpan ladang panel surya, yang hanya dapat diakses melalui tangga manual dari lantai III dan selalu dikunci oleh petugas, hanya dibuka saat ada pengecekan hingga pembersihan panel surya.
Sementara tidak terbuka untuk umum, sebagian kawasan rooftop yang terpapar sinar matahari langsung dimanfaatkan untuk menempatkan panel surya yang tersusun rapi. Pada gedung zona B, terdapat ruang khusus untuk menempatkan fotovoltaik inverter dan AC combiner box.
Secara ringkas, sistem kerja PLTS di Pasar Gedhe Klaten melibatkan konversi sinar matahari yang mengenai panel surya menjadi energi listrik DC, kemudian dialirkan ke inverter untuk diubah menjadi listrik AC.
Arus listrik dari inverter masuk ke AC combiner box sebelum menjadi sumber energi listrik untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dua teknisi, Minarso (53) dan Sarwono (51), yang telah mendapatkan pengetahuan singkat dari kontraktor, bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengecekan rutin kabel dan panel surya di Pasar Gedhe Klaten.
“Kalau ada kerusakan dan kami tidak bisa, kami langsung menghubungi teknisi yang ahli terkait perangkat ini. Perangkatnya juga terpantau di sana [secara online]. Sehingga kalau ada kerusakan, mereka tahu,” jelas Minarso saat ditemui di Pasar Gedhe Klaten, Rabu (6/12/2023).
Minarso mengatakan sejak pasar beroperasi pada Agustus lalu sampai saat ini tidak ada kendala dalam pengoperasian ladang panel surya di Pasar Gedhe Klaten. “Mudah-mudahan jangan ada kendala,” ujarnya.
Soal kondisi cuaca akhir-akhir ini yang memasuki musim hujan dan sering mendung, Minarso mengatakan belum berdampak signifikan terhadap suplai listrik dari PLTS. Dia juga menjelaskan energi listrik dari PLTS di Pasar Gedhe Klaten stabil.
Minarso menjelaskan sumber energi listrik dari PLTS membantu menyokong listrik dari PLN. Aliran listrik dari PLTS dimanfaatkan untuk penerangan pasar dan peralatan elektronik lainnya.
Menurut Minarso, sumber energi listrik bangunan baru Pasar Gedhe Klaten itu jauh berbeda dibandingkan energi listrik sebelum pasar dipugar. Sebagai teknisi, dia kini mengurusi dua sumber energi listrik yakni dari PLN dan PLTS.
Sebelum pasar dipugar, ia hanya mengurusi sumber energi listrik dari PLN. “Bagi kami teknisi ini memang semakin rumit. Kami sambil terus belajar. Tetapi dengan PLTS ini bisa menghemat pengeluaran untuk pajak listrik,” kata Minarso.
Teknisi lainnya, Sarwono, 51, juga menjelaskan hingga kini tak ada masalah soal kelistrikan Pasar Gedhe Klaten sejak dioperasikan pada Agustus 2023. Jika ada pemadaman listrik, sumber energi listrik dipasok dari genset yang menyala secara otomatis.
Ketua Paguyuban Manunggal Pasar Gedhe Klaten, Suyadi, mengatakan sejak kembali berjualan di bangunan baru Pasar Gedhe Klaten yang dilengkapi panel surya, tidak pernah mengalami listrik padam. Hal itu salah satunya lantaran sumber energi listrik dari PLTS ikut menyokong kebutuhan listrik pasar.
Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten, Anang Widjatmoko, mengatakan sumber energi listrik dari PLTS digunakan untuk menyokong listrik dari PLN.
“Ketika listrik PLTS tidak mencukupi, baru disuplai dari listrik PLN. Untuk listrik dari PLTS terutama penggunaannya pada sumber energi listrik lampu. Sementara untuk eskalator dan travelator, sumber energi listriknya dari PLN,” kata Anang.
Sebagai informasi, Pasar Gedhe Klaten dibangun oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bangunan pasar lama dibongkar dan dibangun pasar baru.
Pembangunan berlangsung dalam dua tahap yakni pada 2020-2021 untuk zona C dan D serta 2021-2023 pada zona A sedangkan zona B pada 2022-2023. Total anggaran pembangunan pasar tersebut mencapai Rp93,5 miliar dari APBN.
Jumlah pedagang di pasar tersebut mencapai 1.166 orang. Bangunan Pasar Gedhe Klaten memiliki fasilitas komplet. Ada eskalator dan travelator serta fasilitas pendukung lainnya. Pasar itu juga disebut-sebut menjadi pasar tradisional pertama yang menggunakan PLTS.
Pasar tersebut diresmikan pada Senin (4/12/2023) oleh Ketua DPR, Puan Maharani. Pada kesempatan itu, Puan mengingatkan agar pemerintah bersama pengelola pasar merawat bangunan dan fasilitas di pasar tersebut agar tetap rapi dan bersih hingga berdampak pada banyaknya pembeli yang berdatangan.