Peringati No Bra Day, Puluhan perajin Ecoprint Ngecobar di Lokawisata Kutabawa

WhatsApp Image 2021 10 24 at 08.14.43

MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Sembari bersilaturahmi dan memperingati No Bra Day (Hari Tanpa Bra) Sedunia atau yang populer dengan Hari Kangker Payudara Sedunia yang diperingati setiap tanggal 13 Oktober, Whatsapp Group Tukang Ramban dan Yu Paijem Project mengundang puluhan perajin kain ecoprint dari berbagai kota untuk Ngecoprinting Bareng (Ngecobar) di Purbalingga. Hal ini disampaikan Nur Hadiati oner Yu Paijem Project kepada Mercusuar.Co disel-sela berlangsunya ngecobar pada acara Ngecobar Purbalingga 2 di Rainbow Gardenku Kutabawa, Desa kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (23/10/2021).

Dalam keteranganya, Nur Hadiati menjelaskan tujuan ngecobar komunitas pengrajin ecopront yang tergabung dalam Whastapp Group Tukang Ramban (Pemetik Daun) disamping untuk bersilaturahmi, membuat kain ecoprint bersama, tujuan utamanya adalah memperingati Hari Kangker Payudara atau yang populer dengan nama No Bra day.

“Karena kebanyakan perajin kain ecoprint adalah perempuan yang punya kemungkinan rentan dengan kangker payudara, maka moment No Bra Day ini saya gunakan untuk saling sering pengetahuan tentang hal itu. Karena saya sendiri pernah mengalami sebagai penyintas kangker payudara,” terangnya.

Dari semua perajin ecoprin yang hadir, lanjut pemilik Homestay dan Galeri Craft Yu Paijem ini, mereka datang dari sejumlah kota seperti Surabaya, Demak, Solo, Yogyakarta, Kebumen, Tegal, Purwokerto dan tidak ketinggalan tuan rumah Purbalingga.

“Mereka datang dari berbagai kota. Karena group whatsapp Tukang Ramban tediri dari para perajin ecoprin dari sejumlah kota di Jawa ini,” lanjutnya.

Hal senada juga disampaikan oleh master ecopritn asal Purbalingg Andes Rakhmawati, para perajin ecoprint dari beberapa kota ini sengaja diundang untuk bersam-sama berkarya dalam satu moment, “agar kita sesam perajin ecoprint saling mengenal, saling tukar pengalaman, dan ujuk kebolehan dalam pembuatan kaint ecoprint,” katanya.

Menurutnya, kerajinan kain ecoprint sekarang sudah mulai digemari oleh banyak orang. Sehingga banyak perempuan yang memliki kegiatan sampingan sebagai ecoprinter, perajin ecoprint.

Pada acara ngecobar, panitia juga melakukan seleksi karya memlilih 3 karya terbaik dan 1 karya terfavorit. Dari sekian puluh karya yang terpilih sebagai karya terbaik keempatnya diraih oleh perajin ecoprint dari kota Purwokertto.

“Perajin dari kota Purwokerto ternyata semuanya bagus. Nyatanya ke empat karya terbaik yang saya itu hasil karya perajin Purwokerto,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Leni, ketua Independe Ecoprint of Purwokerto mengucapkan terimkasih kepada grup Tukang Ramban dan Yu Paijem Project yang telah meberikan kesempatan para perajin di kotanya ikut berpartisipasi dan berapresiasi ngecobar bersama perjain yang lain. Baginya kegiatan seperti ini sangat menarik dan sangat baik bagi perkembangan dunia kerajinan ecoprint.

“Menarik sekali ya acara ini. Saya senang sekali, setidaknya kita bisa bertukar pengalaman, berbagi pengetahuan tentang trik-trik baru yang mungkin belum kami ketahuai,” ucapnya.(mir)

Pos terkait