Pandemi Bukan Penghalang Melaksankan Upacara Seluruh Santri Safinatunnajah

DSC05422
Mercusuar/Burhanudin - Foto: Ratusan santri putra putri mengikuti upacara Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 di halaman Pondok Pesantren Al Qur'an Safinatunnajah, Kelurahan Kalibeber, Selasa (17/8)

MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Sekitar empat ratus orang santri putra putri Pondok Pesantren Al Qur’an Safinatunnajah, Kelurahan Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, menggelar upacara kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 di halaman pesantren, Selasa (17/8)

Tak seperti upacara biasa, santri peserta upacara memakai pakaian santri sehari-hari di pondok. Hanya diseragamkan baju koko putih, kopiyah hitam dan sarung hitam.

Secara umum, pelaksaan upacara di Pesantren yang mashur dengan sebutan pesantren Ananajah, ini sama seperti upacara pada umumnya. Bedanya, saat sebelum pembacan doa ditambai pembacaan ikrar santri yang dipimpin oleh petugas upacara diikuti oleh semua santri putra putri Safinatunnajah. “Dengan diawali bacan Bismilah dan syahadat semua santri mengucapkan ikrar yang dipimpin oleh petugas upacara,” tambah Ahmad Yahya selaku lurah.

Belum sempat pemimpin regu maju ke depan. “Pasukan dibubarkan,” kata pembawa acara mengungkapkan pengeras. Dan salah satu barisan terdengar pekikan salawat nabi. “Allahumma Sholli Ala Muhammad,” mendengar ini sebagian besar santri pun langsung membubarkan diri.

Bubarnya barisan santri karena mendengar salawat nabi diucapkan tidak lepas dari tradisi di kalangan santri pondok. Dalam tradisi pesantren, baik acara resmi atau tidak, para santri baru akan membubarkan diri ketika kiai atau salah satu santri mengucapkan salawat nabi.

Ahmad Yahya, lurah Pondok Pesantren Safinatunnajah wonosobo mengatakan tahun ini adalah tahun ke dua pesantrennya menggelar upacara di halaman pondok dengan menggunakan pakaian sehari-hari santri yaitu dengan memakai. “Formalitas seragam tidak penting, yang penting bagaimana meresapi makna kemerdekaan itu,” kata dia.

Upacara ke-76 ini tidak seperti tahun sebelumnya, karena masih dilanda pandemi Covid-19 yang belum usai. Walaupun peserta upacara hanya di ikuti santri pondok, semua santri tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan jaga jarak.

Yahya juga berpesan,” Kepada semua santri diamanapun brada untuk tetap mematuhi ajuran pemerintah dengan melakukan lima M, yaitu memakai masker, memncuci tanggan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan mengurangi kerumunan di luar pesantern, karena masih dilanda pandemi Covid-19,” tambah dia.

Pos terkait