Mercusuar.co, Purbalingga – Purbalingga Art Corner (PACon) edisi ke 3 dipercepat jadwal pagelarannya, alasannya karena mendekati bulan Ramadhan 1444 Hijriyah, di mana umat Islam menjalankan ibadah puasa. Hal ini disampaikan oleh Kordinator PACon Prapti Yari kepada Mercusuar.co di lokasi PACon edisi ke 3 yang bergeser tempat di jalan lingkar GOR Goentoer Dardjono, Purbalingga, Minggu (19/3/2023).
Prapti Yari mengatakan, PACon edisi ke 3 dilaksanakan lebih cepat dari jadwal yang semestinya. PACon dilaksanakan satu bulan sekali, namun kali ini digelar pada bulan yang sama dengan PACon edisi ke 2, yakni bulan Maret.
“PACon ke dua kemarin dilaksanakan pada awal Maret, dan ini PACon ke 3 di Ahir Maret. Sebenarnya PACon dijadwal satu bulan sekali, tapi karena pada bulan April masih berada di bulan puasa, jadi PACon ke 3 dipercepat jadwalnya,” katanya.
Terkait lokasi PACon yang semula bertempat di jalan setapak taman GOR Goentoer Dardjono sebelah selatan depan Purbalingga Food Center (PFC), pada pelaksanaan PACon edisi ke 3 bergeser di jalan lingkar Utara GOR Goentoer Dardjono. Menurut Prapti Yari, hal tersebut atas permintaan anggota PACon yang ingin berganti suasana.
“Ya ini masih cek ombak, mencari suasana yang tepat di mana. Tapi pada prinsipnya PACon media propaganda, promosi atau branding produk craft. Jadi harus memilih lokasi yang tidak berhenti dari pengelihatan orang. Artinya, pilihan yang strategis harus di pinggir jalan besar,” ujarnya.

Namun begitu, perajin rajut Hira ini menegaskan nantinya akan ada evaluasi mengenai lokasi tersebut. “Nanti kita akan evaluasi, dan akan menetapkan di mana lokasi yang strategis,” lanjutnya.
Prapti Yari kembali menerangkan, PACon edisi ke 3 disamping masih tetap didominasi oleh kerajinan craft produk para pelaku UMKM Kabupaten Purbalingga, pada kesempatan tersebut kembali menampilkan fashion show on the street. Namun berbeda dari fashion show pada edisi ke 2 yang menampilkan produk ecoprint, kali ini model yang tampil di area PACon mengenakan busana batik produksi Tin Batik.
“Tadi yang tampil fashion show busana batik karya Tien Batik. Kalau kemarin ekoprint,” terangnya.
Sementara itu, Titin Wahyuningsih, pemilik produk Tien Batik mengatakan, batik yang ditampilkan merupakan kain batik untuk desain kebaya. Hal itu didasari dari motif kembang dengan pewarnaan ala Arashi Karo Urea.
“Sebenarnya itu batik untuk desain kebaya, tapi juga bisa untuk yang bukan kebaya,” katanya.

Terkait keberadaan PACon, Titin Wahyuningsih yang memiliki gerai batik di Desa Mangunegara, Kecamatan Mrebet menyambut gembira dengan adanya PACon. Menurutnya, PACon bisa menjadi ajang promosi. Terutama melalui media sosial baik Facebook, Instagram maupun YouTube.
“Disamping sebagai ajang promosi, yang langsung beli juga ada, mereka banyak yang tertarik. Bahkan ada beberapa yang langsung pesan karena melihat corak dan warna yang tadi saya tampilkan,” ujarnya.
Titin juga berharap PACon akan berjalan lebih baik lagi untuk meningkatkan penjualan, baik langsung maupun tidak langsung. “Dan tentunya PACon membuat produk kita makin terkenal,” pungkasnya.(Angga)