MERCUSUAR.CO, Pati – Para petani di Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati kelabakan mencari pupuk untuk sawahnya. Pasalnya terdapat penurunan alojasi anggaran pupuk bersubsidi.
Saat ini, para petani hanya mendapatkan alokasi separuh pupuk bersubsidi dari kebutuhan. Padahal harga pupuk non subsidi mampu mencapai lima kali lipat.
Dalam SK Gubernur Nomor 521.34/59 alokasi pupuk urea sebanyak 21.461 ton, dan pupuk NPK 15.844 Ton. Atau jika dikalkulasikan pencapain untuk pengajuan urea 52 persen dan pupuk NPK 29 persen.
Salah satu petani di Desa Jambean Kidul, Kamelan menuturkan bahwa kondisi tersebut cukup menyulitkan bagi semua petani. Apa lagi harga pupuk non subsi yang tak masuk akal tingginya.
“Kebutuhan 1 hektar sawah bisa mencapai 4 kwintal pupuk urea dan 3 kwintal pupuk NPK. Jadi jika pakai non subsidi sangat kewalahan dengan harga hang bisa 5 kali lipat dari harga pupuk subsido,” tutur Kamelan pada, Jumat (12/1/24).
Sementara itu, Kepala Dispertan Pati, Niken Tri Meiningrum mengatakan dengan kebijakan pengurangan subsidi pupuk tersebut yakni berasal dari pemerintahan pusat.
“Pengurangan ini dari pemerintahan pusat, yang disinyal lantaran kenaikan harga impor san pengaruh perang ukraina,” kata Niken.
Kendati demikian, pihaknya berharap untuk kedepannya bagi para petani mampu mengembangakn inovasi agar dapat menghembat pupuk seperti penggunaan biosaka.
Untuk diketahui, pengguaan biosaka sebagai elisitor dapat menghemat pupuk yakni sebesar lima puluh persen.