Menteri LHK Patahkan Banyak Prediksi, Indonesia Bisa Cegah Bencana Karhutla 2 Tahun

25j Karhutla
Mercusuar/Dok - Menteri LHK Siti Nurbaya.

MERCUSUAR.CO, Jakarta – Kerja keras semua pihak dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama pandemi Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia, membuahkan hasil.

Indonesia berhasil memastikan tidak terjadi duet bencana, yakni tidak ada karhutla besar yang menyebabkan kabut asap di tengah-tengah gelombang Covid-19 selama dua tahun berurutan.

“Banyak pihak memprediksi tentang bencana ganda di Indonesia pada tahun 2020 dan 2021. Kita sangat bersyukur, doa dan kerja keras kita dikabulkan oleh Tuhan. Fakta yang terjadi justru sebaliknya, Indonesia bebas asap karhutla selama dua tahun global pandemi,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.

Hal tersebut disampaikan Menteri Siti pada pertemuan COP-16 ASEAN Agreement On Transboundary Haze Pollution (AATHP) yang digelar virtual di mana tahun ini, Indonesia berperan sebagai tuan rumah forum yang diikuti Menteri Lingkungan Hidup se-ASEAN ini.

Lebih lanjut dijelaskan, berdasarkan data dan tren yang didapatkan dari pengecekan lapangan dan pemantauan satelit selama hampir 10 bulan terakhir, serta prediksi hingga akhir bulan ini, Indonesia telah dapat memastikan bebas dari duet bencana karhutla tahun ini.

“Ini artinya, tidak ada kebakaran kabut besar yang menyebabkan kabut asap di Indonesia selama dua tahun pandemi melanda dunia. Hal ini juga mematahkan banyak prediksi yang mengatakan bahwa Indonesia akan mengalami duet bencana pada tahun lalu dan tahun ini,” tegasnya.

Mengacu data monitoring hotspot dari satelit Terra/Aqua LAPAN sejak tanggal 1 Januari 2021 hingga tanggal 20 Oktober 2021 Pukul 07.00 WIB dengan tingkat keyakinan (Confidence Level ≥ 80 persen), tercatat jumlah hotspot sebanyak 1.296 titik.

Dalam periode yang sama di tahun 2020 tercatat sebanyak 2.665 titik hotspot, atau terjadi penurunan jumlah hotspot sebanyak 1.369 titik atau turun 51,37 persen.

Hingga akhir bulan ini, terutama di Sumatera dan Kalimantan yang merupakan titik utama penerapan solusi permanen dalam pencegahan karhutla, menunjukkan secara umum berada dalam kondisi basah. Meski begitu, semua elemen dan sumber daya di lapangan terus tetap siaga.

Dalam forum ini, Menteri Siti kembali menegaskan salah satu syarat utama untuk mencapai tujuan AATHP yaitu fokus pada pencegahan.

Melalui AATHP, Indonesia telah meningkatkan upayanya dalam pencegahan karhutla melalui serangkaian pedoman, kerja sama, peningkatan kapasitas dan upaya lainnya.

Di hadapan para peserta pertemuan, Menteri Siti juga berbagi komitmen Indonesia untuk mencegah karhutla melalui serangkaian kebijakan, tindakan korektif, dan aksi di lapangan.

Di antaranya, pengelolaan ekosistem gambut, peringatan dini dan deteksi dini, patroli terpadu, pelibatan masyarakat (Masyarakat Peduli Api), modifikasi cuaca, pemadaman udara dan penegakan hukum.

Pos terkait