MERCUSUAR.CO, Jakarta, 24 Juni 2024 – Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, ada banyak kisah heroik dan tak terduga yang belum banyak diketahui publik. Salah satunya adalah taktik licik yang diterapkan oleh Sang Proklamator, Soekarno. Siapa sangka, di balik kejeniusan strateginya, Soekarno memanfaatkan lebih dari 600 wanita tuna susila untuk membantu perjuangan kemerdekaan.
Taktik Rahasia di Balik Rumah Pelacuran
Dalam buku “Penjambung Lidah Rakjat” yang ditulis oleh Cindy Adam, terungkap bahwa Soekarno menggunakan rumah pelacuran sebagai tempat pertemuan penting dengan kaum muda pergerakan. Taktik ini dilakukan untuk menghindari kecurigaan dan tuduhan dari pemerintah kolonial Belanda yang berusaha menggagalkan gerakan kemerdekaan. Di balik pintu-pintu rumah pelacuran, strategi-strategi revolusioner dibahas dan direncanakan.
Rekrutmen Mata-Mata Wanita
Saat mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) di Bandung, Soekarno merekrut sekitar 600 wanita tuna susila untuk menjadi bagian dari gerakan kemerdekaan. Para wanita ini tidak hanya berfungsi sebagai penghibur, tetapi juga sebagai mata-mata yang sangat efektif. Bagi Soekarno, mereka adalah aset berharga karena mampu menggali informasi penting dari musuh.
“Bung Karno sangat sayang kepada mereka, karena baginya pelacur adalah mata-mata terbaik di dunia,” ungkap Cindy Adam dalam bukunya. Bahkan, Soekarno mengakui bahwa para pelacur ini adalah anggota yang paling setia dan patuh dibandingkan dengan anggota lain yang pernah ia ketahui.
Kontroversi di Kalangan Pergerakan
Tentu saja, taktik kontroversial ini mendapat tentangan dari beberapa anggota pergerakan, termasuk Ali Sastroamidjojo yang kelak menjadi perdana menteri. Ali menentang keras ide melibatkan wanita pekerja seks dalam misi mengintai Belanda. Namun, Soekarno bersikeras bahwa ini bukan sekadar masalah moralitas, melainkan strategi efektif dalam perang.
“Soekarno mengingatkan bahwa pelacur punya peran penting dalam sejarah dunia,” kata Cindy Adam. Ia bahkan mencontohkan tokoh-tokoh seperti Madame de Pompadour dan Theroigne de Merricourt dari Perancis, yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah.
Keberhasilan Misi Mata-Mata
Dengan kecerdikan dan keberanian, para pelacur kesayangan Soekarno berhasil menjebak banyak polisi dan pejabat Belanda, menggali rahasia-rahasia penting yang kemudian digunakan untuk kepentingan perjuangan. Selain itu, para wanita ini juga memberikan dukungan finansial yang sangat dibutuhkan oleh PNI.
“Para pelacur itu menggoda polisi Belanda untuk menggali rahasia dan informasi apa saja,” tulis Cindy Adam. Dari informasi tersebut, gerakan kemerdekaan mendapatkan keuntungan strategis yang signifikan.