MERCUSUAR.CO, Cirebon – Seorang kepala desa (kades) di Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, berinisial SRT, kini menghadapi ancaman sanksi administratif dan pidana setelah diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang warga. Kasus ini mencuat setelah SRT mendatangi kediaman korban, membawa kopi penambah stamina pria, dan berujung pada tindakan pelecehan seksual.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Cirebon, Nanan Abdul Manan, membenarkan kejadian tersebut setelah menerima laporan pada Selasa (21/5/2024). “Benar itu ada dan kami sudah mendapat info dari pihak kecamatan, dan sudah difasilitasi oleh kecamatan,” ujar Nanan kepada detikJabar.
Menurut Nanan, pihak Kecamatan Beber telah berupaya menyelesaikan persoalan ini dengan memfasilitasi mediasi antara kades, keluarga korban, dan warga. “Informasi yang diterima, tadi pagi sudah dilakukan mediasi yang difasilitasi pihak kecamatan antara kepala desa, warga dan pihak korban,” terangnya.
Dalam mediasi tersebut, SRT mengakui perbuatannya dan membuat pernyataan tertulis. Meski SRT telah mengakui kesalahannya, warga yang marah dengan tindakan kades menuntut agar SRT segera mundur dari jabatannya. “Warga sangat geram dan menuntut agar kades tersebut mundur dari jabatannya,” tambah Nanan.
Warga setempat berharap pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas terhadap SRT. “Kami meminta agar pemerintah daerah tidak hanya memberikan sanksi administratif, tetapi juga membawa kasus ini ke ranah hukum agar ada efek jera,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Nanan menegaskan bahwa langkah-langkah administratif dan pidana sedang dipertimbangkan untuk memastikan keadilan bagi korban dan menjaga keamanan serta ketertiban di Kecamatan Beber. “Saat ini, kami sedang memproses sanksi yang akan diberikan kepada SRT. Kami ingin memastikan bahwa keadilan ditegakkan dan tidak ada lagi kejadian serupa di masa mendatang,” tuturnya.
Kasus ini menjadi perhatian masyarakat Kabupaten Cirebon, khususnya warga Kecamatan Beber. Banyak yang berharap agar insiden ini menjadi pembelajaran bagi para pemimpin desa lainnya untuk selalu menjaga etika dan perilaku, serta bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.
Sementara itu, korban dan keluarganya menerima dukungan moral dari warga setempat. “Kami mendukung penuh korban dan keluarganya. Kami ingin kasus ini diselesaikan dengan adil dan transparan,” kata seorang warga lainnya.