Kementan Perlebar Lahan Pertanian Melalui Pompanisasi Lahan Tadah Hujan di Purbalingga

Mentri Pertanian Republik Indonesia Andi Arman Sulaiman melalui Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) RI Prihasto Setyanto menyampaikan, pemerintah akan melakukan peluasan lahan pertanian di lahan-lahan tadah hujan. Tujuannya agar semakin luas lahan yang bisa ditanami padi
Mentri Pertanian Republik Indonesia Andi Arman Sulaiman melalui Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) RI Prihasto Setyanto menyampaikan, pemerintah akan melakukan peluasan lahan pertanian di lahan-lahan tadah hujan. Tujuannya agar semakin luas lahan yang bisa ditanami padi

MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Mentri Pertanian Republik Indonesia Andi Arman Sulaiman melalui Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) RI Prihasto Setyanto menyampaikan, pemerintah akan melakukan peluasan lahan pertanian di lahan-lahan tadah hujan. Tujuannya agar semakin luas lahan yang bisa ditanami padi.

Mentri Pertanian Republik Indonesia Andi Arman Sulaiman melalui Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) RI Prihasto Setyanto menyampaikan, pemerintah akan melakukan peluasan lahan pertanian di lahan-lahan tadah hujan. Tujuannya agar semakin luas lahan yang bisa ditanami padi.
Mentri Pertanian Republik Indonesia Andi Arman Sulaiman melalui Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) RI Prihasto Setyanto menyampaikan, pemerintah akan melakukan peluasan lahan pertanian di lahan-lahan tadah hujan. Tujuannya agar semakin luas lahan yang bisa ditanami padi.

Hal tersebut disampaikan Sekjen Kementan RI Prihasto Setyanto kepada petani dan warga Desa Kalialang, Kecamatan Kemangkon di aula balai desa Kalialang usai meninjau langsung penggunaan pompa air bantuan dari Kementan RI, Jum’at (3/5/2024)

Bacaan Lainnya

 

Prihasto Setyanto berharap lahan kering seluas 46 hektar di Desa Kalialang, Kecamatan Kemangkon segera dilakukan pompanisasi dan diolah menjadi lahan pertanian setelah menerima bantuan pompa air dari Kementan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempercepat perluasan lahan pesawahan agar swasembada beras cepat meningkat.

 

“Harus cepat dieksekusi, dilakukan pompanisasi agar lahan yang luas itu cepat bisa ditanami padi. Syukur bisa 3 kali tanam dalam setahun,” harapnya.

 

Ia menyampaikan, salah satu cara yang dilakukan pemerintah melalui Kementan untuk mendorong perluasan lahan pertanian adalah memfasilitasi petani dengan bantuan pompa air agar bisa memanfaatkan sumber air terdekat untuk mengairi lahan-lahan tadah hujan. Seperti halnya lahan kering di desa Kalialang bisa dilakukan pompanisasi mengalirkan sumber air dari sungai Klawing yang debit airnya cukup memadai untuk mengaliri lahan kering tersebut.

 

“Daripada air sungai Klawing yang begitu besar hanya mengalir ke laut. Kita manfaatkan airnya untuk mengaliri lahan kering agar bisa ditanami padi,” harapannya

 

Prihasto Setyanto menjelaskan dengan pompanisasi bisa membantu petani mengubah lahan kering menjadi lahan basah, sehingga lahan pesawahan di desa Kalialang bertambah luas. Karena menurutnya, kebutuhan beras di Indonesia semakin hari semakin besar. Agar negri ini ke depan tidak lagi impor beras, maka setiap desa harus memperkuat swasembada beras.

 

“Lahan pertanian kita masih kurang luas. Maka pemerintah mengupayakan perluasan lahan pertanian pada lahan-lahan tadah hujan. Caranya adalah melakukan pompanisasi lahan yang tidak dilalui irigasi,” katanya..

 

Diketahui, di Desa Kalialang memiliki 170 Ha lahan pertanian. Namun belum keseluruhan lahan tersebut bisa menghasilkan swasembada beras, karena baru sekitar 124 Ha lahan yang bisa menghasilkan padi. Sedang sisanya 46 hektar merupakan lahan tadah hujan (LTH) yang belum bisa di ditanami padi.

Hal ini dikarenakan tidak adanya irigasi yang melintasi di areal lahan kering tersebut.

Sebelumnya, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi melalui Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kabupaten Purbalingga, Mukodam mengatakan bantuan pompa air yang diberikan Kementan harus dilakukan sebaik mungkin.

Agar lahan tersebut bisa dijadikan lahan yang bisa ditanami padi dan bisa menaikan swasembada beras.

“Kami ucapkan terimakasih kepada Kementan RI yang telah memberikan bantuan pompa air di desa Kalialang. Harapannya pompanisasi segera bisa dilakukan dan bisa secepatnya mengubah lahan kering menjadi lahan basah yang bisa ditanami padi,” ungkapnya.

 

Lebih lanjut Mukodam menekankan agar petani juga melakukan penguatan pangan melalui swasembada beras yang dikelola secara mandiri, tidak menghabiskan hasil panen dengan cara dijual basah, apalagi dijual ijon. Karena menurutnya, jika petani mau menyimpan hasil panennya, justru petani akan beruntung.

 

“Petani harus ikut menjaga ketahanan pangan di desanya masing-masing. Caranya, padi hasil panen harus disimpan. Jangan semuanya dijual. Kalau terpaksa harus menjual jangan dijual basah, apalagi ijon. Ini akan merugikan petani sendiri,” ujarnya.(Angga)

Pos terkait