Kemendes: Dana Desa Bisa Digunakan untuk Kegiatan Produksi Seperti di China

IMG 5866.jpg
“Salah satu pendapatan desa itu adalah dari dana desa, dan contoh baik dari sini (China) bisa diterapkan di desa di Indonesia, tentu saja dengan skema-skema kegiatan yang boleh dibiayai dana desa sesuai aturan yang berlaku,” kata Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKTrans) Kemendes PDTT Danton Ginting Munthe di Beijing, China, Kamis (19/9).

Bacaan Lainnya

Hal itu disampaikan Danton saat mendampingi 12 orang kepala desa dari berbagai wilayah Tanah Air yang ikut dalam kegiatan “Benchmarking Batch 4” pada 18-28 September 2024. Kegiatan itu merupakan kerja sama Kemendes PDTT dengan Kementerian Pertanian dan Urusan Perdesaan China (Ministry of Agricultre and Rural Affairs atau MARA).

Dalam APBN 2024 pemerintah telah menganggarkan Dana Desa senilai Rp71 triliun, yang terdiri dari Rp68 triliun dana desa reguler, Rp1 triliun dari penganggaran pusat, dan Rp2 triliun dana desa tambahan yang dialokasikan pada tahun berjalan.

“Seusai kegiatan ini pasti ada monitoring, tapi dari testimoni sejumlah kepala desa dari ‘batch’ sebelumnya soal apa yang mereka dapatkan di sini dan apa yang mereka sudah kembangkan di desanya, maka kegiatan ini adalah contoh baik,” ungkap Danton.

Tenaga ahli Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa Kemendes PDTT Andrey Inkhsan Lubis pun mengungkapkan saat ini terdapat 34 ribu pendamping di seluruh desa di Indonesia yang bertugas untuk memberikan saran program bagi para kepala desa untuk memanfaatkan dana desa.

“Keberlanjutan program kami harapkan dapat dilakukan para peserta, selain itu kami sampaikan mengenai keterkaitan antarsektor. Memang harus diakui masih banyak yang harus diperbaiki tapi kami optimistis kegiatan ini tidak sia-sia,” kata Andrey.

China, menurut Andrey, juga memberikan masukan bukan hanya kepada desa-desa di Indonesia, melainkan juga ke negara lain seperti Burundi dan negara Afrika lain.

“Di desa di Indonesia misalnya ada beberapa persoalan, dengan kegiatan ini bisa jadi mengubah karakter kepala desa agar berani maju, ditambah dengan pengetahuan baru, semangat baru, untuk bisa bekerja bagi desa,” tambah Andrey.

Terlebih China diketahui memiliki teknologi pertanian yang maju dan di dalamnya termasuk peternakan, perikanan, perkebunan hingga pemasaran hasil pertanian.

“Harapannya para kepala desa meniru cara-cara di sini dan menerapkan di desa-desa di tanah air. Minimal menyampaikan semangat baru kepada warganya, kalau kepala desanya ‘go international’ jadi ‘mindset’ warga desa juga berubah,” kata Andrey.

Kepala Desa Jeruk, kabupaten Magetan, provinsi Jawa Timur Joko Siswanto (47) mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan “benchmarking” dalam karirnya selama 11 tahun sebagai kepala desa.

Pos terkait

MERCUSUAR RADIO STREAMING