FAD 2022 Purbalingga Ditutup dengan Sarasehan dan Pertunjukan Seni

WhatsApp Image 2022 01 10 at 04.24.54

MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Festival Anak Desa (FAD) 2022 yang diprakarsai oleh Karangtaruna dan komunita seni Umah Suwung Desa Pagerandong, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga yang digelar selama 5 hari mulai dari tanggal 5 – 9 Januari 2022 telah berahir. Pagelaran bertajug Ajining Bangsa Saka Desa tersebut ditutup dengan Sarasehan Desa dan pentas seni oleh sejumlah komunitas kesenian di Kabupaten Purbalingga. Minggu (9/1/2022).


Kordinator FAD 2022 Sholihun mengatakan, berbagai acara dan pertunjukan telah dilaksanakan keseluruhannya sesuai dengan scedul dan rundown yang sudah ditetapkan oleh panitia. Sejumlah acara yang telah sukses dihelat diantaranya Lomba Anak Desa, Lomba Baca Geguritan, Lomba Tari Tradisional, dan Pembukaan Pameran Lukis (5/1/2022). Hari kedua Lomba Tilawah dan Lomba Rebana (6/1/2022). Workshope Dalang Jemblung dan Lomba Karawitan (7/1/2022). Pertunjukan Seni, Workshope Sablon Cukil, dan Lomba Melukis (8/1/2022). Terahir, Sarasehan Desa, Workshope Gelas Bambu, dan Pementasan Seni Kontemporer (9/1/2022).


“Semua sudah berjalan sebagaimana scedul yang sudah ditetapkan. Hari ini terahir, ditutup dengan sarasehan dan pentas seni,” katanya.


Pimpinan Komunitas Seni Umah Suwung ini juga mengakui, banyak keterbatasan yang menjadikan FAD 2022 terselenggara tidak maksimal. Disamping dana yang terbatas, lokasi pertunjukan yang jauh dari keramaian, dan cuaca yang tidak mendukung juga menjadi penghambat pengunjung untuk berdatangan meramaikan jalannya perhelatan kesenian tersebut.


“Saya tetap senang karena kegiatan bisa terlaksana semuanya. Walau saya juga harus mengakui semua masih banyak kekurangan, tidak maksimal. Karena memang banyak keterbatasan dan kekuarangan dalam pagelaran ini,” akunya.


Sementara itu, Sulung Watangkrama selaku kordinator acara dan lomba menegaskan FAD 2022 diselenggarakan sebagai ajang kreativitas, apresiasi, dan juga uji kemampuan anak-anak desa dalam kancah berkesenian.
“Jadi seperti apapun hasilnya bukan menjadi ukuran. Karena FAD sesungguhnya hanya berperan sebagai media pemantik kreativitas anak-anak desa, menjadi ajang mereka mengkur kemampuan masing-masing dalam berkesenian,” tuturnya.


Menurut pimpinan Umah Wayang Desa Selakambang ini FAD tidak untuk mencari keuntungan material, jadi dengan anggaran terbatasapun panitia berani berjibaku untuk tetap menyelenggarakan kegiatan tersebut. FAD terselenggara dengan tujuan untuk menghidupkan kembali ghirrah atau kesemangatan berkesenian secara terbuka di tengah meredepunya pandemi Covid-19 yang hapir 2 tahun membekukan berbagai kegiatan kesenian secara terbuka.


“Walau tetap masih dengan prokes yang ketat, pembatasan pengunjung, karena pandemi belum dinyatakan berahir, perhelatan terbuka ini bertujuan membangkitkan kembali kesemengatan berkesenian di desa-desa yang selama pandemi ini kehilangan ruang,” ujarnya.


Sulung juga berharap, setelah perhelatan FAD 2022 ini pelaku-pelaku seni di desa kembali optimis dan bangkit untuk menekuni provesi kesenian masing-masing, “Yang suka melukis kembali semangat melukis, yang suka geguritan terus meningkatkan kemampuan menukis dan membacanya, yang suka tari tidak berhenti berlatih menari, yang muisik dan karawitan tetap konsisten memajukan skil musiknya,” pungkasnya.(mir)

Pos terkait