Sejarah Dusun Pulosari Karanganyar, Dusun yang Tak Tersentuh Belanda

situs cagar budaya desa pulosari
situs cagar budaya Dusun Pulosari di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.

MERCUSUAR.CO, Karanganyar – Setiap daerah memiliki sejarah yang unik untuk dibahas. Salah satunya Dusun Pulosari di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.

Dusun ini konon menjadi dusun yang tidak dijamah penjajah Belanda pada saat itu. Hal ini tidak lepas oleh salah satu tokoh dusun ini yang bernama Darpo Warsoyo yang makamnya hingga kini masih terawat di sana.

Bacaan Lainnya
Eyang Darpo Warsoyo
tokoh dusun Pulosari Darpo Warsoyo

Keturunan Eyang Darpo Warsoyo, Dhina Milatsih, mengatakan simbahnya dikenal sebagai orang sakti yang terkenal pada zaman penjajahan Belanda. Darpo merupakan seorang Demang di era tahun 1850-an. Saat menjabat, Darpo Warsoyo juga dikenal orang terkaya di daerah tersebut. Ia pula dianggap sosok yang dermawan.

Dari cerita yang diwariskan secara turun temurun, Dhina menjelaskan Dusun Pulosari tidak pernah tersentuh tentara Belanda. Tentara Belanda seolah melihat Dusun Pulosari seperti segara atau laut karena kesaktian Eyang Darpo Warsoyo.

“Jadi Dusun kanan kirinya dijajah tentara Belanda, Dusun Pulosari sama sekali tidak tersentuh penjajahan tentara Belanda,” kata dia dilangsir dari Solopos.com, Kamis(02/11/2023).

Pandangan mata tentara Belanda saat itu tak melihat warga pribumi beraktivitas di Dusun Pulosari. Cerita soal kesaktian Eyang Darpo Warsoyo ini pun berkembang di masyarakat setempat. Hingga kini masyarakat setempat masih mempercayai cerita tersebut.

“Makam Eyang Darpo Warsoyo masih terawat sampai sekarang. Nisan kayu juga masih terawat. Eyang Darpo Warsoyo meninggal tahun 1950 di usia 100 tahun lebih,” kata Dhina.

Kades Pulosari, Sutino, mengatakan wilayahnya memiliki sejumlah cerita yang turun temurun melekat di tengah warga. Tidak hanya kisah soal Eyang Darpo Warsoyo yang melekat di sana, banyak juga cerita lain. Cerita itu menyangkut benda cagar budaya yang ditemukan di wilayah Desa Pulosari.

Benda bersejarah ditemukan di antaranya Yoni yang diduga merupakan peninggalan zaman Majapahit. Hal ini terlihat dari struktur dan artefak yang serupa peninggalan zaman Kerajaan Majapahit pada umumnya. Pada penemuan awal, artefak di makam hanya dibiarkan tergeletak selama belasan tahun.

“Selama ini memang banyak ditemukan benda-benda. Namun masyarakat tidak tahu ternyata itu benda cagar budaya,” tambahnya.

Pos terkait