MERCUSUAR.CO, Pati – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pati saat ini mengalami peningkatan pada bulan Januari ada 40 dan Februari sebanyak 51 kasus.
Dari angka 91 tersebut terjadi lonjakan hingga 11 kasus pada dua bulan terkahir. Hal ini membuat pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menggencarkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pati, dr Joko Leksono Widodo mengatakan, pihaknya kini mulai memperdalami kasus DBD di rumah sakit. Pasalnya, banyak laporan yang tidak senada dengan gejala yang dialami pasien.
“Tempo hari kita melakukan koordinasi petugas kita, terkait dengan laporan elektronik demam berdarah dengue. Nah ini penting sekali karena banyak kasus, istilahnya demam kemudian mondok di RS ada penurunan trombosit itu belum tentu DBD,” kata Joko belum lama ini.
Menanggapi hal ini, lanjutnya, pihaknya langsung turun tangan menyelidiki kasus tersebut. Supaya tidak terjadi lonjakan pada angka yang terserang penyakit DBD oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti.
“Kita selidiki dengan adanya EDBD itu tidak terjadi lonjakan. Yang sebetulnya dia tidak DBD tetapi dianggap DBD, artinya diagnosa masih suspek atau dugaan. Nah itu yg ingin kita klarifikasi,” lanjut dia.
Kemudian, kasus DBD saat ini paling banyak berada di 3 Kecamatan diantaranya Dukuhseti, Cluwak, dan Margoyoso yang tersebar diberbagai desa.
Untuk itu, pihaknya pada dua bulan kedepan akan terjun ke lapangan bersama tim dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk melakukan pengamatan jentik (jumantik).
“Melakukan jumantik yang ada di lingkungan masing-masing. Misal di Puskesmas A angka bebas jentiknya 95% nah ini kalau kita hanya 70 sampai 80% karena kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang kurang,” paparnya.
Kendati demikian, Dinkes Pati telah menyebarkan surat edaran tentang kewaspadaan DBD dengan melaksanakan PSN serta melakukan pengamatan di wilayah setempat. Jikalau terdapat kasus di RS yang kondisinya mengalami penyebaran cepat.
Untuk diketahui, di Kota Bumi Mina Tani ini sudah ada 1 orang meninggal yang terkena kasus DBD yakni anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
“Januari itu memang ada laporan yang meninggal 1 di Pati. Nah ini kita selidiki sebab meninggalnya juga memang karena DBD. Kalau bisa didoakan semoga tidak tambah lagi,” tutupnya.