MERCUSUAR.CO-Pada beberapa waktu terakhir, mata uang rupiah telah melemah secara signifikan terhadap dolar Amerika Serikat, bahkan mencapai angka Rp16.000 per US$. Hal ini menjadi sorotan utama dalam dinamika ekonomi dan keuangan di Indonesia. Namun, bagaimana sebenarnya respons masyarakat terhadap situasi ini?
Dilansir oleh CNBC Indonesia dari lapangan, terlihat bahwa pelemahan nilai tukar rupiah belum mempengaruhi antusiasme masyarakat untuk menukar mata uang dolar AS ke rupiah. Salah satu money changer yang disambangi, yaitu Money Changer Dolarasia di Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, bahkan ramai dengan pengunjung yang ingin menukarkan uang pada hari Senin (15/04/2024).
Menurut Emma, seorang petugas di Money Changer Dolarasia, ramainya pengunjung pada hari itu mungkin disebabkan oleh berakhirnya liburan Idul Fitri. Banyak orang yang memanfaatkan momen ini untuk menukar uang guna pergi umroh atau berlibur ke luar negeri.
Namun, meskipun terlihat ramai, Emma mengakui bahwa belum ada satu pun pelanggan yang menukarkan uang dari dolar AS ke rupiah. Hal ini bisa dikarenakan ketidakstabilan harga pasar dan konsep kurs setengah yang membuat pertukaran mata uang tidak menguntungkan.
Lebih lanjut, Emma menyebutkan bahwa kebanyakan pelanggan justru menukarkan mata uang untuk memperoleh real (riyal) guna keperluan umroh, serta untuk berlibur atau menyisihkan sisa uang dari perjalanan. Bahkan, ada yang menukarkan mata uang Korean Won ke rupiah setelah kembali dari liburan.
Dalam situasi ini, harga jual dolar AS ke rupiah tercatat sebesar Rp15.600 per 1 US$, sementara harga belinya di Rp16.100 per 1 US$. Begitu pula dengan harga jual euro (EUR) dan dolar Singapura (SGD/S$), yang mengalami fluktuasi seiring dengan dinamika pasar.
Dari gambaran ini, dapat disimpulkan bahwa meskipun terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, respons masyarakat dalam melakukan pertukaran mata uang masih tergantung pada faktor-faktor lain seperti stabilitas pasar dan kebutuhan pribadi. Hal ini menunjukkan kompleksitas pasar mata uang dan perilaku konsumen yang perlu dipertimbangkan dalam analisis ekonomi.