MERCUSUAR.CO, Deli Serdang – Desa Kolam, atau yang sering disebut sebagai Kampung Kolam, merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Desa ini tidak hanya menyimpan beragam kisah menarik tetapi juga memiliki bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakatnya.
Asal Usul Nama Desa Kolam
Daftar isi
Penamaan Desa Kolam memiliki hubungan erat dengan situasi alam saat desa ini pertama kali muncul. Menurut Kepala Desa Kolam, Jupri Purwanto, nama “kolam” berasal dari kondisi alam desa yang awalnya merupakan berkumpulnya udara yang dikelilingi oleh rawa-rawa.
“Dahulu kala, setiap arah hilir pasti disebut sebagai arah ke menuju kolam, dan seiring berjalannya waktu, nama ini melekat pada desa tersebut,” jelasnya.
Situasi alam ini lanjutnya, membuat warga berkumpul desa ini di Desa Kolam. Jupri juga menjelaskan bahwa seiring pembangunan, kondisi alam Desa Kolam mengalami perubahan signifikan, termasuk pengeringan beberapa lokasi yang sebelumnya selalu tergenang udara.
Jejak Sejarah Desa Kolam
Sejarah ini dapat ditelusuri hingga tahun 1886, ketika seorang datuk bernama Tengku Ulung, utusan dari Kerajaan Melayu Deli, datang ke daerah tersebut. Tugasnya adalah membuka dan mengembangkan kampung serta menyebarkan syiar agama Islam. Datuk Tengku Ulung menemukan area yang selalu tergenang udara, menyerupai kolam, dan sejak itulah desa ini diberi nama Kampung Kolam.
Menurut risalah yang ditulis oleh Ismail Pong dalam bukunya “Muleh” pada tahun 2020, pada tahun 1909 dan 1926, tanah di Kampung Kolam diberikan sebagai hibah kepada warga bersuku Melayu dan Jawa oleh Sultan Deli. Nama Kampung Kolam berubah menjadi Desa Kolam pada tahun 1972.
Bangunan-Bangunan Bersejarah
Desa ini menyimpan beberapa peninggalan bersejarah yang menjadi bagian dari identitas dan kehidupan masyarakatnya.
1. Masjid Alhakim
Masjid Alhakim, Didirikan sekitar tahun 1800, menjadi salah satu bangunan bersejarah di Desa Kolam. Meskipun terbuat dari kayu dengan atap daun nipah, masjid ini memiliki keunikan tersendiri. Pada tahun 1949, serdadu Belanda pernah melakukan penggeledahan di masjid ini dalam mencari pejuang. Meski begitu, masjid ini tetap berdiri dan menyimpan sejarah panjang.
2. Tugu Ampera
Tugu Ampera di Desa Kolam menjadi simbol peringatan atas terbunuhnya seorang kader Pemuda Pancasila, M Jacob, dan anggota HMI, Anadlin Prawira. Tugu ini Didirikan di Dusun Sukom, tempat didirikannya jasad keduanya. Peristiwa ini berawal dari operasi penghapusan PKI pasca tragedi Lubang Buaya.
3.Makam Nyai Ronggeng
Makam diketahui Nyai Ronggeng, meskipun belum pasti siapa yang dikubur dan sejak kapan, tetap menjadi destinasi yang dicari untuk mencari keberkahan. Kisah rakyat menyebutkan bahwa Nyai Ronggeng dihilangkan dalam pertikaian karena banyak pria yang tertarik padanya.
4.Makam Datuk Kobah
Makam Datuk Kobah menjadi misteri karena letaknya yang berada di tepi parit Kobah, pinggir perkebunan. Meskipun demikian, Makam ini mencerminkan keberadaan seorang tokoh terpandang suku Melayu. Nisan di Makam ini, bertahun 1299 H, menjadi salah satu bukti sejarah.
Desa Kolam, dengan segala sejarah dan keunikannya, tetap menjadi bagian yang berharga dalam warisan budaya Sumatera Utara. Bangunan-bangunan bersejarah ini menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan perubahan yang dialami masyarakat desa ini.