MERCUSUAR.CO – Yang babak-belur akibat serangan Covid-19 varian Delta bukan hanya Indonesia. China yang sudah memproklamirkan merdeka dari Corona, juga mulai ketularan. Akibat serangan varian tersebut, negara asal virus Corona ini pun kembali melakukan lockdown.
Sejak Senin (2/8) lalu, jutaan warga China dikurung di rumah selama 3 hari. Sejumlah kompleks perumahan serentak ditutup. Virus Corona varian baru itu dikabarkan sudah menyebar ke 20 kota. Termasuk di Wuhan, kota episentrum Corona pertama.
Padahal, sebelumnya Wuhan sudah dinyatakan bebas Corona dalam setahun terakhir. Eh, belakangan muncul lagi. Bedanya saat ini, virus tersebut kembali dengan varian baru. Ada 7 kasus Covid-19 baru ditemukan dalam transmisi lokal pada Senin (2/8). Keesokannya, Selasa (3/8), dapat lagi 8 kasus baru, dengan 5 di antaranya berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).
Sontak saja, warga Wuhan panik. Sejumlah pasar swalayan di kota langsung diserbu warga untuk memborong makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kembali diterapkannya lockdown dalam waktu lama.
Pejabat senior Wuhan, Li Tao mengatakan, pihaknya akan menggencarkan pelacakan virus atau tracing untuk mendeteksi penyebaran lebih jauh. “Testing asam nukleat komprehensif untuk seluruh penduduk,” ujarnya, dalam konferensi pers, seperti dikutip AFP, Selasa (3/8).
Selain Wuhan, tracing juga dilakukan di kota-kota lain di China. Hasilnya, secara keseluruhan ada 71 kasus baru ditemukan, kemarin. Sementara, pada Senin (2/8), ada 90 kasus. Sehari sebelumnya, lebih banyak lagi, yakni 98 kasus. Jumlah tersebut yang tertinggi sejak Januari. Total, sudah sekitar 500 kasus domestik ditemukan, terhitung sejak pertengahan Juli. Namun, belum ada kasus kematian baru yang dilaporkan di negara tersebut.
Mulai kemarin, negeri yang dipimpin Xi Jinping itu juga mulai memperketat pembatasan perjalanan ke luar negeri bagi warganya.
Seperti dilansir Channel News Asia, otoritas Imigrasi China mengumumkan, pihaknya akan menghentikan mengeluarkan paspor biasa dan dokumen lain yang diperlukan untuk keluar negeri, kecuali untuk keperluan penting dan darurat.
“Mereka yang punya keperluan belajar di luar negeri, pekerjaan, dan bisnis masih akan mendapatkan dokumen setelah diverifikasi,” kata pejabat Imigrasi Liu Haitao, kemarin.
Selain itu, China juga memperketat kedatangan dari luar negeri, untuk mencegah kembali melonjaknya kasus Covid-19. Pengetatan kedatangan pendatang juga diterapkan di wilayah-wilayah perbatasan China. Bahkan, operasional transportasi umum di beberapa kota dihentikan sementara.
Stasiun kereta misalnya. Pejabat China Railway Beijing Group, Cui Wei bilang, 23 stasiun kereta dihentikan. Penjualan tiket untuk seluruh perjalanan dengan tujuan Beijing sudah distop.
Sementara, di Beijing, ada layanan 13 rangkaian kereta ditangguhkan. Dengan rute Nanjing dan Yangzhou di Provinsi Jiangsu, Zhengzhou di Provinsi Henan dan Zhangjiajie di Provinsi Hunan.
Sembilan terminal bus jarak jauh di Nanjing dan layanan bus umum di Yangzhou juga ditangguhkan. Selain itu, seluruh penerbangan di bandara-bandara kedua daerah itu juga sudah ditunda
Seperti dilansir Xinhua News Agency, kemarin, 31 wilayah selevel provinsi di China telah melarang warganya melakukan perjalanan ke area-area berisiko sedang dan tinggi penularan Corona. Warga juga diminta tidak meninggalkan wilayah tempat tinggal masing-masing kecuali sangat mendesak.
Penambahan kasus varian baru ini bermula dari klaster Bandara di Nanjing. Mulanya, sembilan petugas kebersihan di bandara itu teridentifikasi positif Covid-19 pada 20 Juli.
Para petugas bandara itu disebut tertular Covid-19 setelah membersihkan pesawat yang baru tiba dari Rusia dan membawa penumpang positif Corona.