MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Penghobi merpati kolongan kini semakin menjamur di berbagai daerah. Selain karena kecepatan dan kecerdasannya dalam navigasi, para penghobi senang memelihara burung yang memiliki nama latin Columbidae ini, karena dapat menghasilkan cuan yang tak main-main.
Misalnya yang pernah viral sebut saja burung merpati bernama “Jaguar”, milik warga Pekalongan yang terjual Rp 1,5 miliar, serta burung bernama “Rampok” milik warga Bekasi yang juga terjual dengan harga fantastis, yakni Rp 2 miliar. Di Wonosobo ada burung merpati milik David Putra Perdana yang laku Rp 350 juta.
Ketua Paguyuban Penggemar Merpati Kolong Kabupaten Wonosobo Andi Sahara menyampaikan tiap tahun anggota pecinta merpati kolong terus bertambah. Saat ini ada sekitar 4.000 orang anggota yang menjadi bagian dari pecinta burung merpati tersebut. Aktivitasnya pun tiap minggu sangat padat baik berupa latihan rutin bersama maupun event-event lokal di tiap-tiap desa.”Anggota penggemar komunitas merpati ini tiap tahun meningkat. Banyak yang suka pelihara merpati,” ujarnya.
Meski begitu, menurutnya pencapaian harga burung yang fantastis bukan diraih dalam waktu instan. Butuh proses yang cukup panjang agar burung bisa menjuarai lomba. Selain perawatan, burung juga perlu diberi latihan rutin untuk meningkatkan stamina.
Berbagai perlombaan merpati kolongan juga kerap digelar untuk menyalurkan hobi para penggemar. Melalui event lomba ini lah, para penggemar dapat mengetes untuk mengetahui seberapa bagus burung yang mereka miliki. “Kegiatan ini berawal dari aspirasi teman-teman sejak tahun 2007. Kemudian membentuk komunitas secara formal agar terwadahi dan dan memberi support terhadap penyelenggaraan kejuaraan di Wonosobo,” katanya
Di Wonosobo perlombaan merpati kolong ini mendapat antusiasme tinggi dengan kehadiran tiap event minimal 1000 peserta. Kegiatan digelar biasanya berkoordinasi dengan TNI, Polisi dan disupport juga oleh pemerintah daerah serta sejumlah pengusaha lokal. “Jadi kalau kita lihat dari antusias teman-teman, mungkin hadiah yang bisa dikumpulkan dari pendaftaran ini nilainya cukup fantastis, sehingga kita mungkin bisa menyajikan hadiah yang menggoda dan menaikkan gengsi,” ujarnya
Dia mengakui dengan banyaknya event angota komunitas bertambah semangat. Apalagi kita melihat bagaimana nilai daripada burung itu sendiri yang bisa mencapai harga ratusan juta hingga miliaran seperti yang dimiliki beberapa teman-teman. Seperti milik David Putra Perdana warga Wonosobo itu harganya satu burung bisa laku sampai Rp 350 juta kemarin diberi orang Lampung. “Harga 350 juta untuk seekor burung, kan bukan main-main nih, penggemar merpati kolong di Wonosobo sekitar 4.000 orang,” paparnya.
Andi mengatakan bersama teman-temannya membentuk komunitas resmi pecinta merpati kolong agar berkembang dan terkoordinir. Sebab selama ini, pecinta merpati kolong belum memiliki wadah yang sesuai terutama menggerakkan persatuan pemuda. Padahal menurut Andi, merpati kolong bukan hobi yang biasa. Perlu ketangkasan, keuletan dan ada tata cara merawatnya. “Jadi ini memang bukan hobi biasa, karena semuannya ada tata caranya,” terangnya.