BMKG: Waspada Potensi Angin Puting Beliung saat Pancaroba

Ilustrasi - Angin puting memorakporandakan atap rumah warga Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, Rabu (1/3/2023), foto: anatara
Ilustrasi - Angin puting memorakporandakan atap rumah warga Desa Binangun, Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, Rabu (1/3/2023), foto: anatara

MERCUSUAR.CO, Cilacap – Badan Meteorologi Klimatologi dan Klimatologi (BMKG) mengimbau masyarakat di Jawa Tengah (Jateng) khususnya yang berada di wilayah selatan maupun pegunungan tengah Jateng untuk lebih mewaspadai potensi terjadinya angin puting beliung saat pancaroba.

“Saat ini masih berlangsung pancaroba atau masa peralihan musim, yakni dari kemarau menuju musim hujan. Secara umum, wilayah Jateng akan memasuki awal musim hujan pada bulan November ini,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Kamis.

Bacaan Lainnya

Menurut dia, angin puting beliung berpotensi terjadi terutama ketika kondisi cuaca pada pagi hingga siang hari terlihat cerah dan panas terik.

“Awan Cb ini yang berpotensi mengakibatkan terjadinya hujan lebat dengan durasi singkat disertai petir dan angin kencang atau yang dikenal dengan sebutan angin puting beliung,” katanya.

Akan tetapi saat menjelang sore hingga sore hari atau menjelang malam hari, lanjut dia, terlihat adanya awan Cumulonimbus (Cb) yang berbentuk seperti bunga kol, menjulang, serta berwarna hitam gelap.

Menurut Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo terjadinya angin puting beliung akan sulit diprediksi meskipun secara kasat mata terlihat adanya awan Cb yang merupakan salah satu faktor pemicunya.

angin puting beliung memiliki karakteristik berupa durasi yang singkat atau sekitar 10 menit dan lokasi kejadiannya sangat lokal berkisar lima sampai 10 kilometer serta kecil kemungkinan terjadi kembali di tempat yang sama.

Oleh karena itu, Teguh mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya angin puting beliung dan melakukan langkah-langkah pengurangan risiko bencana.

“Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bencana angin beliung, antara lain memangkas pohon untuk mengurangi kerimbunan, atau tebang pohon yang sudah mati agar tidak roboh terkena angin,” katanya.

Pos terkait