Baritan, Bentuk Rasa Sukur Warga Desa Maron

Baritan
Baritan

Mercusuar.co, Wonosobo – Masyarakat Desa Maron, Kecamatan Garung  mengadakan tradisi Baritan sebagai rasa syukur atas kehidupan dan alam yang melimpah. Warga sangat antusias dengan acara yang sudah vakum selama tiga tahun ini. Baritan diharapkan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Bacaan Lainnya

Tradisi Baritan rutin diadakan dalam memperingati bulan muharram. Rangkaian acara diramaikan dengan lomba tumpeng dari 46 RT yang ada di desa tersebut, dilanjut dengan unduh-unduhan atau karnaval dan kembul bujana.

Ketua Panitia Baritan 2 Muaris mengatakan, Baritan merupakan acara selamatan atau merdi desa yang sudah turun temurun diselenggarakan di Desa Maron, Kecamatan Garung. Tahun ini buritan mengusung tema ngrawat tradisi ngrumat panguripan, yang artinya merawat tradisi menjaga kehidupan.

“Merawat tradisi ini kami selalu mengadakan selamatan dan doa bersama lalu dilanjut makan bersama atau kembul bujana. Sedangakan ngrumat panguripan ini kami telah melakukan selamatan di beberapa mata air yang menjadi sumber kehidupan masyarakat desa. Kami sematkan juga simbol gunungan pada tema tahun ini karena dari gunung lah sumber mata air penghidupan berasal,” jelas Muaris usai acara, Selasa (23/8).

Antusias Waraga Mengikuti Baritan

Dilanjutkan Muaris, antusias masyarakat sangat luar biasa. Hal ini terlihat dari ramainya masayarakat yang datang di Lapangan Desa Maron untuk melihat dan mengikuti tradisi tersebut. “Hal ini di luar ekspektasi kami, karena dibayangan kami tidak akan sebanyak itu. Peserta unduh-unduhan atau karnaval saja sampai 2000 orang atau 70 persen warga, belum lagi masing-masing RT mengundang kesenian dari luar desa,” imbuh dia.

Dia berharap acara Baritan tahun depan bisa lebih tertata dan dikonsep lebih baik. Sehingga dia mendorong kegiatan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.”Ke depan kami akan arahkan untuk menjadi konsep wisata budaya. Sehingga akan terjadi multiplier effect bagi masyarakat, dan mereka bisa mendapat penghasilan dari kegiatan budaya,” kata pria yang karib disapa Aris ini.

IMG 0003 scaled
Penyerahna tumpeng dari Kepala Desa Marok kepada ketua panitia Baritan 2 sebagai tanda dibuknya acara Baritan 2

Salah satu warga, Musofa (55) mengaku senang bisa menyaksikan dan ikut dalam tradisi Buritan tahun ini. Bahkan menurutnya Baritan 2 lebih meriah dari sebelumnya pada 2019 lalu.

“Hari ini luar biasa sekali. Tadi pagi saya dan teman-teman ikut pawai, kemudian di tingkat RT kami ikut lomba membuat tumpeng. Kami iuran antar KK dan para ibu yang memasak isian tumpeng. Semoga ke depan acara ini lebih maju dan masyarakat desa lebih semangat,” kata Musofa.

Ditemui secara terpisah Kepala Desa Maron, Marji mengatakan, semenjak pandemi segala aktivitas demikian dihentikan sesuai dengan instruksi pemerintah. Dia pun turut antusias ketika melihat banyaknya masyarakat yang hadir dan turut dalam pagelaran tersebut. 

“Harapan kami semoga dengan rangkaian merdi desa termasuk Baritan ini bisa memupuk gotong royong antar warga dan semakin bersatu. Harapan kami tradisi ini akan menarik wisatawan lokal dan mancanegara,” pungkas Marji.

Pos terkait