MERCUSUAR.CO, Jakarta – Sebuah insiden menarik perhatian terjadi di Jakarta Selatan, di mana seorang anggota Densus 88 ditangkap oleh polisi militer karena diduga menguntit seorang jaksa junior dari Kejaksaan Agung (Kejagung), Febrie Adriansyah. Insiden ini terjadi di sebuah restoran di Cipete pada Minggu pekan lalu, sekitar pukul 8 atau 9 malam.
Menurut sumber yang mengetahui kejadian tersebut, Febrie sering makan di restoran tersebut bersama seorang ajudan, dan kali ini, ia datang bersama sepeda motor patroli polisi militer. Permintaan pengamanan itu disampaikan oleh Jaksa Agung Muda Pidana Militer (Jampidmil) karena Jampidsus tengah menangani beberapa kasus korupsi besar.
Insiden penangkapan terjadi ketika polisi militer yang berjaga di sekitar Febrie mencurigai kehadiran dua orang yang diduga anggota Densus 88. Kedua orang ini tiba tak lama setelah Febrie tiba di restoran, dan mereka terlihat memakai pakaian santai dan masker.
Saat kedua anggota Densus 88 tersebut mengarahkan alat perekam ke arah ruangan Febrie, polisi militer yang berjaga langsung menangkap salah satu dari mereka. Meskipun anggota Densus 88 yang lain berhasil melarikan diri, tidak ada keributan yang terjadi.
Sumber juga menyebutkan bahwa selain dua orang yang masuk ke dalam restoran, beberapa orang lainnya juga terlihat mengawasi Febrie dari luar, beberapa di antaranya berada sekitar 50 meter dari restoran.
Setelah insiden, Febrie menghubungi Kabareskrim Polri untuk meminta penjelasan, tetapi Kapolsek Komisaris Jenderal Wahyu Widada mengaku tidak mengetahui peristiwa tersebut. Febrie kemudian melaporkan kejadian ini kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin, yang kemudian menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Usai perbincangan antar aparat penegak hukum, anggota Densus 88 yang ditangkap dijemput oleh Paminal. Namun, semua data di ponsel anggota Densus 88 itu diambil oleh tim Jampidsus.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, enggan mengomentari insiden tersebut karena ia belum mendapat informasi resmi. Sementara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo belum memberikan pernyataan terkait peristiwa ini.