MERCUSUAR.CO-Perputaran uang selama momen Lebaran tidak hanya menjadi tradisi sosial, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Dengan perkiraan perputaran uang mencapai Rp157,3 triliun selama libur Lebaran 2024, ini menjadi indikator penting dalam menilai kontribusi Lebaran terhadap perekonomian negara.
Menurut Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan mencapai 193,6 juta orang, dengan rata-rata per keluarga menghabiskan sekitar Rp3,2 juta. Dengan demikian, asumsi bahwa setiap keluarga membawa uang sekitar Rp3,25 juta, perputaran uang selama Ramadan dan Idulfitri 1445 H diperkirakan mencapai angka yang mengesankan tersebut.
Dampak dari perputaran uang Lebaran tidak hanya dirasakan pada momen tersebut, tetapi juga memiliki implikasi yang luas terhadap perekonomian secara keseluruhan. Salah satu pengaruhnya adalah pada pertumbuhan ekonomi. Ekonom LPEM UI, Teuku Riefky, mengungkapkan bahwa momen Ramadan dan Lebaran biasanya memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, terutama pada kuartal yang bersangkutan. Meskipun Ramadan dan Lebaran tahun ini terbagi antara kuartal I dan II, dampaknya diperkirakan akan terasa di kedua kuartal tersebut, dengan estimasi pertumbuhan ekonomi sekitar 5,1 persen sampai 5,2 persen pada kuartal II.
Konsumsi rumah tangga menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi selama momen Lebaran. Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima oleh pekerja formal menjadi sumber tambahan pendapatan yang dapat meningkatkan konsumsi. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua rumah tangga yang menerima THR menggunakan uang tersebut untuk belanja. Ini menjadi tantangan, terutama karena rumah tangga berpendapatan menengah ke bawah mungkin tidak sebesar itu dalam membelanjakan THR.
Selain itu, perputaran uang Lebaran juga memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor UMKM. Uang yang mengalir dari perkotaan ke desa-desa membantu membangkitkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan konsumsi di tingkat lokal. Hal ini juga memperkuat sektor belanja domestik, yang pada saat ini menjadi tumpuan penting dalam menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi mengingat kondisi ekspor dan investasi yang belum stabil.
Dengan demikian, perputaran uang selama Lebaran tidak hanya menjadi fenomena sosial yang membawa kebahagiaan bagi masyarakat, tetapi juga memiliki implikasi ekonomi yang besar bagi Indonesia. Diharapkan, perputaran uang ini dapat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan membantu memperkuat perekonomian nasional dalam jangka panjang.