Wamentan Sudaryono Melepas Ekspor Perdana Tepung Mocaf Produk Kopdes Merah Putih Desa Bawang Banjarnegara ke China

IMG 20250921 WA0002

BANJARNEGARA, Mercusuar.co – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono melepas ekspor komoditas tepung mocaf sebanyak 60 ton dengan nilai ekspor sebesar Rp 625 juta ke China.

Ekspor mocaf perdana ini merupakan kerjasama antara PT Rumah Mocaf bekerjasama dengan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Desa Bawang, Kecamatan Bawang Banjarnegara dilaksanakan di halaman Koperasi Desa Merah Putih Desa Bawang pada Sabtu (20/9/2025).

Pelepasan ekspor juga dihadiri Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana, Wakil Bupati Wakhid Jumali serta jajaran forkompimda Banjarnegara serta sejumlah kepala OPD dilingkungan Pemkab Banjarnegara.

Selain tepung mocaf, pada kesempatan tersebut juga di lepas ekspor cocopead atau media tanam dari serat kelapa ke China.

Kepada Media, Sudaryono mengatakan bahwa kunjungannya ke Banjarnegara untuk menegecek kesiapan koperasi desa merah putih sekaligus pelepasan ekspor komoditi mocaf dan media tanam dari serat kelapa ke China dengan melibatkan kopdes merah putih.

“Ini sangat baik, bagaimana Kopdes yang basisnya di desa memberdayakan petani petani desa kemudian oleh kopdes di galang dan di koordinir serta kemudian di buat produk hilirisasinya kemudian di ekspor atau dikirim pasar dalam negeri,” kata Sudaryono.

Ia mengatakan jika hal tersebut sangat penting dan perlu dikuasai karena bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat di desa dengan cara hilirisasi produk- produk.

“Jadi disini yang ditekankan, penjual untung, eksportirnya untung, kopdesnya untung dan petani yang dibawah juga mendapatkan keuntungan yang lebih dibandingkan pada kondisi normal,” lanjutnya.

Sebagai Wamentan, Ia juga telah mencanangkan program Kopdes untuk melakukan ekspor apa saja dan kemana saja.

Menurutnya hal tersebut sangat penting untuk menggugah semangat generasi muda khususnya yang memang berniat atau berkeinginan menjadi petani pengusaha atau pengusaha petani.

Wamentan juga ikut menitipkan kepada Bupati dan Wakil bupati untuk terus melakukan pembinaan kepada Kopdes merah putih.

“Kalau tidak ada tindakan yang massif, maka kita akan ketinggalan dengan negara lain. Kita ini punya petani yang tangguh, punya produk terbaik sehingga kedepan tidak ada lagi para petani masih merasakan susah,” katanya.

Lebih jauh Wamentan Sudaryono menjelaskan jika mocaf itu keunggulannya berasal dari singkong. Singkong ini kata Sudaryono merupakan produk lokal yang jumlahnya melimpah produksinya dan punya keunggulan yaitu gluten free atau bebas gluten yakni sebuah kondisi di mana suatu produk makanan atau minuman tidak mengandung protein gluten, yang umumnya ditemukan pada biji-bijian seperti gandum, barley, dan gandum hitam.

Kondisi ini ditujukan untuk penderita penyakit celiac atau sensitivitas gluten, karena konsumsi gluten dapat memicu masalah pencernaan dan gejala lain seperti perut kembung, diare, dan kerusakan usus.

“Dengan keunggulan itu maka mocaf sangat diminati di pasar mancanegara , karena gluten Free nya itu,” lanjutnya.

Sementara bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana mengatakan , Pemkab Banjarnegara akan terus mensupport ekspor tepung mocaf produk petani melalui koperasi desa merah putih.

Ia mengaku mendapat sambutan dari pemerintah pusat sehingga harapannya kedepan mocaf ini bisa menjadi salah satu jalan keluar bagi para petani singkong yang saat ini harganya belum stabil.

“Alhamdulillah Banjarnegara juga mempunyai cukup banyak petani singkong, dengan luas 1700 hektar lahan singkong, mudah mudaha ini bisa ikut menopang swa sembada pangan di Indonesia,” katanya.

Terkait ekspor mocaf, Bupati Amalia mengatakan, bahwa ekspor perdana produk tepung mocaf tadi sebanyak 60 ton dengan kualitas terbaik, dan berharap kedepan ekspornya bisa rutin.

Bupati menambahkan, untuk potensi lain yang mungkin bisa di ekspor antara lain yaitu cocopead atau media tanam, kopi, rempah-rempah yang salah satunya adalah mrica.

“Mudah mudahan ini nanti bisa kita kolaborasi, kalau tidak bisa di ekspor murni oleh Banjarnegara kita bisa berkolaborasi dengan kabupaten tetangga,” katanya.

Sementara terkait dengan Makan Bergizi Gratis (MBG), Ia sudah melaporkan kepada wamentan yang kebetulan juga menjadi koordinator MBG wilayah Jawa.
“Tadi kita menyampaikan agar kedepan MBG bisa berkolaborasi dengan KDMP sehingga perekonomian lokalnya juga bisa berkembang lebih baik, ” katanya. (anhar).

Pos terkait