MERCUSUAR.CO, Pati – Gereja Injil di Tanah Jawa (GITJ) Juwana, Kabupaten Pati akan merayakan Natal tahun ini dengan berbeda. Pasalnya, pihak gereja memutuskan pengambilan ornamen pohon natal menggunakan limbah bambu.
Limbah bambu tersebut didapatkannya dari lingkungan gereja tersebut, dan pohon natal setinggi tujuh meter itu menjulang di dekat pagar pintu masuk gereja.
Berbalut dengan lampu hias membuat kesan meriah berpadu dengan kesederhanaan yang dihadirkan dari potongan bambu.
Pohon natal dari limbah bambu itu merupakan buah karya jamaat gereja bernama Kusmanto. Lewat tangan lelaki berusia 60 tahun pembuatan pohon natal terhitung singkat.
“Hanya sekitar satu minggu ini sudah jadi kerangkanya. Tetapi ini belum sepenuhnya selesai karena masih dipasang ornamen dari tampah,” terang Kusmanto pada, Senin (11/12/23).
Menurutnya ide pembuatan pohon natal datang begitu saja saat melihat banyaknya limbah bambu dilingkungan geraja. Sebab merasa prihatin, bambu bekas pembangunan altar akhirnya diubah menjadi pohon natal untuk menyambut kelahiran yesus.
Sementara untuk proses pembuatan pohon natal, lanjut Kusmanto tidak begitu rumit. Dirinya hanya perlu memotong bambu menjadi 45 bagian dan menyusunnya menjulang ke atas. Kemudian potongan bambu berbetuk bintang di atas pohon sebagai sentuhan akhir.
Kusmanto mengatakan sebanyak tujuh bambu ia habiskan untuk membuat pohon natal. Jumlah itu digunakan untuk kerangka bagian dalam hingga bagian luar pohon.
“Selain saya maknai kesederhanaan. Penggunaan bambu bekas bertujuan agar tidak mengeluarkan dana sama sekali,” kata Kusmanto.
Sementara itu, Pendeta GITJ Juwana Ponco Hadi Prasetyo mengatakan kehadiran pohon natal dari bambu merupakan yang pertama dilingkungan gereja. Menurutnya dalam perayaan natal di tahun-tahun sebelumnya, pihak gereja hanya menggunakan pohon natal dari plastik.
“Daripada dibuang lebih baik dimanfaatkan ulang. Apalagi pohon natal setinggi ini juga merupakan yang pertama di gereja kami. ,” terang Pendeta.
Ponco berharap kehadiran pohon natal turut memberi kesadaran para jamaah gereja terkait kesadaran ekologis. Menurutnya dengan memanfaatkan limbah di sekitar para jamaat dapat memberi menjaga lingkungan yang lebih baik.
“Di momen tahun baru ini, harapan kamo natal dapat melepaskan kita dari ketakutan. Sehingga kami dapat berbagi kasih ke sesama,” kata Ponco.