Tradisi Sakral Proses Pembuatan Minyak Jamas Pusaka Sunan Kalijaga Demak

IMG 20230614 WA0001
Ibu-ibu trah Sunan Kalijaga Kadilangu Demak memarut kelapa untuk pembuatan "Lisah Sepuh" minyak inti yang digunakan untuk Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga, Selasa (13/06/2023) (Zed)

Demak, Mercususur.co – Bertepatan hari Selasa Kliwon, ahli waris Sunan Kalijaga Kadilangu Demak mengelar tradisi sakral pembuatan Lisah Sepuh untuk penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga pada 10 Zdulhijah 1444 H mendatang.

Minyak Lisah Sepuh dihasilkan dari kelapa hijau pilihan ini nantinya akan menjadi minyak inti yang akan diramu dengan bibit minyak lain seperti cendana, kenangan, melati dan minyak khusus lain untuk penjamasan pusaka Keris Kiai Carubuk dan Kutang Ontokusumo peninggalan Sunan Kalijaga.

Bacaan Lainnya

Pembutan Lisah Sepuh memiliki tradisi sakral dan pekem-pakem tersendiri yang diturunkan dari generasi ke generasi terdahu, mulai dari awal pemilihan bahan, penentuan hari, hingga pembuatnya adalah ibu-ibu yang masih trah Sunan Kalijaga dan sudah di fase monopause atau tidak menstruasi.

Pantuan lokasi Mercusuar.co, proses awal pembuatan dimulai dengan bancaan atau slametan yang dilaksanakan oleh keluarga besar ahi waris Sunan Kalijaga, kemudian Juru Kunci Makam Sunan kalijaga, Raden Edy Mursalin menyerahkan kelapa untuk kemudian diolah menjadi Lisah Sepuh.

Dalam proses pembuatan dilakukan secara tradisonal, serta diselingi bacaan sholawat dan doa khusus mulai dari pengupasan, pemarutan, sampai memasak santan menggunakan wajan di atas tungku.

Trah Sunan Kalijaga, sekaligus pembuat Lisah Sepuh, Ray. Hermin menjelaskan, bahwa tradisi pembuatan Lisah Sepuh merupakan warisan turun – temurun para sesepuh terdahulu.

“Kita mengikuti membuat minyak lisah sepuh itu juga dulu mengikuti nasehat bapak saya yang pernah menjadi juru kunci,” ujar Hermin di sela-sela pembuatan Minyak Lisah Sepuh di salah satu rumah Ahli Waris Sunan Kalijaga, Kadilangu Demak, Selasa (13/06/2023).

Kata dia, Lisah Sepuh dibuat dari 9 kelapa hijau pilihan, dalam pembuatan Lisah Sepuh tidak dilakukan asal-asalan.

Setiap prosesnya memiliki pakem-pakem khusus, mulai dari pemilihan hari, perempuan yang sudah menopause dan ahli waris Sunan Kalijaga dan ibu-ibu yang membuat harus berjumlah ganjil dan melakukan puasa.

“Kenapa Selasa Kliwon, karena anggapan orang tua itu anggoro kasih, nah syukur-syukur kita puasa agar minyak itu punya kekuatan. Sebelum mulai juga kita doakan, agar minyak itu intinya bagus, supaya minyak itu bisa digunakan untuk hajat kita masing-masing,” ungkapnya.

Sementara untuk sisa – sisa bahan atau limbah pembuatan Lisah Sepuh akan dilarung dengan harapan mencegah hal – hal yang negatif saat prosesi penjamasan pusaka pada 10 Zduhijah nanti.

“Sisa-sisa pembuatan minyak jamas itu kita tidak buang sembarangan, kita larungkan, supaya kita membuang sengkolo-sengkolo saat penjamasan itu, sengkolo itu kejelekan – kejelekan jadi kita melakukan pencegahan,” imbuhnya.

Pada proses akhir, setelah santan kelapa hijau dimasak selama kurang lebih 3 jam akan membentuk minyak klentik. Tahapan selanjutnya dari tim pembuatan minyak menyerahkan Lisah Sepuh tersebut kepada Ketua Lembaga Adat Kadilangu untuk disimpan dan digunakan pada hari penjamasan pusaka nantinya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Kadilangu Demak Sekaligus Ketua Pembina Yayasan Sunan Kalijogo, R Agus Supriyanto menuturkan, bahwa minyak Lisah Sepuh yang sudah akan disimpan dan digunakan pada saat penjamasan pusaka Sunan Kalijaga.

“Hari H nanti minyak itu dicampur dengan minyak melati, cendana, kenanga, dan sebagainya diram menjadi minyak jamas yang akan dibawa ke makam untuk menjamasi kedua pusaka milik Sunan Kalijaga, yaitu Kia Carubuk dan Kutang Ontokusumo,” tukasnya. (Zed)

IMG 20230614 WA0002
Tim pembuatan Lisah Sepuh menyerahkan Lisah Sepuh kepada Ketua Lembaga Adat Kadilangu Demak Raden Agus Supriyanto, Selasa (13/06/2023) (Zed)

Pos terkait