Timteng Makin Panas! Bandara Tutup & Penerbangan Batal

timteng

MERCUSUAR, Jakarta – Perang Arab makin memanas. Minggu, Hizbullah menembakkan ratusan roket ke Israel dan membuat Israel menerbangkan 100 jet tempur menyerang balik.
Namun bagaimana faktanya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia, Senin (26/8/2024).

Bos Hizbullah Buka Suara
Bos Hizbullah, Hassan Nasrallah buka suara soal serangan besar-besaran kelompoknya terhadap Israel Minggu. Dalam pidato yang disiarkan di televisi, ia mengatakan target utama kelompok itu.

Bacaan Lainnya

“Target utama operasi di Israel adalah pangkalan Glilot, pangkalan intelijen militer utama Israel, sekitar 100 kilometer (60 mil) dari perbatasan Israel-Lebanon,” katanya dikutip AFP.

Ia juga mengatakan serangan tersebut sebenarnya terjadi dalam dua tahap. Pertama, Hizbullah meluncurkan 340 roket katyusa ke 11 posisi militer Israel dan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi dan kedua, ratusan pesawat nirawak (drone) diluncurkan dari Lebanon selatan dan lembah Bekaa di Lebanon timur yang menargetkan wilayah Israel lebih dalam.

“Pembicaraan tentang bagaimana perlawanan (Hizbullah) akan meluncurkan 8.000 atau 6.000 roket dan pesawat nirawak dan bahwa (Israel) menggagalkannya… adalah klaim yang salah”, tambahnya lagi

“Hanya puluhan peluncur roket yang dihancurkan,” ujarnya.

Ia pun mengklaim sebenarnya serangannya mencapai pangkalan militer Israel di Ein Shemer. Tetapi, tegasnya, musuh diam.

Ein Shemer adalah bandara militer yang digunakan untuk pesawat nirawak Israel. Ini sekitar 70 kilometer dari perbatasan.

Ia mengatakan bahwa serangannya merupakan “respons awal” atas pembunuhan komandan Hizbullag akhir Juli lalu di Beirut oleh roket Israel, Fuad Shukr.

Nasrallah tampaknya mengisyaratkan bahwa pembalasannya telah berakhir, dengan mengatakan bahwa “jika hasilnya memuaskan dan tujuan yang diinginkan tercapai, kami pikir operasi respons terhadap pembunuhan Shukr telah tercapai”.

Netanyahu Beri Ancaman
Setelah serangan ratusan roket dan drone kelompok Hizbullah di Lebanon ke Israel, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kini muncul memberi ancaman.

Ia memperingatkan bahwa serangan hari Minggu di Lebanon “bukan kata akhir” dan sesumbar akan menyerang Hizbullah dengan pukulan telak.

“Kami menyerang Hizbullah dengan pukulan yang mengejutkan dan menghancurkan,” ujarnya dikutip AFP.

“Ini adalah langkah lain untuk mengubah situasi di utara dan mengembalikan penduduk kami ke rumah mereka dengan aman. Dan, saya ulangi, ini bukan kata akhir,” ancamnya.

Sebelumnya media Israel melaporkan bahwa sasaran yang ingin diserang Hizbullah adalah markas besar badan mata-mata Israel Mossad di dekat Tel Aviv. Israel sendiri telah meluncurkan 100 jet tempur menghalau serangan Hizbullah dan menembak sejumlah sumber roket kelompok proksi Iran tersebut.

AS Bantu Israel
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) kembali membantu melacak rentetan roket dan pesawat nirawak yang diluncurkan Hizbullah terhadap Israel. Tetapi, Washington menengaskan, negerinya tidak terlibat dalam serangan di Lebanon atau dalam menembak jatuh proyektil yang masuk.

“AS tidak terlibat dalam serangan pendahuluan Israel tadi malam,” katanya.

“Kami memang memberikan beberapa dukungan ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian) dalam hal melacak serangan Hizbullah Lebanon yang masuk, tetapi tidak melakukan operasi kinetik apa pun karena tidak diperlukan,” jelas pejabat itu dengan syarat anonim.

Dikatakan pihak AS terus memantau situasi dengan saksama. Paman Sam menyebut siap mendukung “pembelaan diri” Israel dari serangan Iran dan semua proksinya.

Tentara Israel Tewas Kena Iron Dome
Militer Israel mengatakan seorang prajurit angkatan laut tewas dan dua lainnya terluka dalam pertempuran dengan Hizbullah di Israel utara pada hari Minggu. Di mana kapal yang ditumpangi pasukan mungkin telah terkena dampak dari pencegat serangan udara Israel sendiri, Iron Dome.

“Perwira Kelas Satu, David Moshe Ben Shitrit, berusia 21 tahun… tewas selama pertempuran di Israel utara,” kata militer dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa ia berada di angkatan laut dan dua lainnya juga terluka.

Sayangnya tidak ada rincian lebih lanjut. Namun seorang pejabat militer mengatakan kepada AFP bahwa penyelidikan awal menunjukkan prajurit itu tewas karena “pencegat Iron Dome atau dari pecahan peluru yang jatuh dari pencegat”, yang secara tidak sengaja mengenai kapal patroli cepat kelas Dvora,

“Rincian insiden tersebut sedang ditinjau,” kata pejabat tersebut lagi.

Bandara Tutup dan Penerbangan Batal
Israel dilaporkan menutup sementara operasi bandara Ben Gurion saat serangan Hizbullah terjadi. Beberapa penerbangan dialihkan.

Meski begitu, operasi sebenarnya dilanjutkan pukul 07:00 pagi waktu setempat. Namun tetapi puluhan penumpang terlantar setelah beberapa penerbangan dibatalkan atau ditunda.

Hal sama juga dilakukan di bandara internasional Lebanon, Beirut. Banyak penerbangan ke ibu kota dibatalkan atau ditunda di tengah meningkatnya permusuhan antara Israel dan Hizbullah.

“Penerbangan kami masih dijadwalkan tetapi ditunda,” kata Diala Hatoum, yang akan bepergian dengan putranya dengan penerbangan Qatar Airways.

“Kita lihat saja nanti, kami sedang menunggu sekarang,” tambahnya.

Maskapai Tangguhkan Penerbangan ke Israel dan Lebanon
Sejumlah maskapai kini memperpanjang penangguhan penerbangan baik ke Israel maupun Lebanon. Air France dan anak perusahaannya Transavia mengatakan mereka menangguhkan penerbangan ke Beirut dan Tel Aviv yang dijadwalkan pada hari Minggu dan Senin, menambahkan bahwa pemindahan tersebut dapat diperpanjang tergantung pada situasi di Timur Tengah.

Royal Jordanian Airlines juga mengumumkan penangguhan penerbangan ke Beirut “karena situasi saat ini”. Etihad Airways pun telah membatalkan layanannya pada hari Minggu ke dan dari Beirut dan Tel Aviv.

Sebelumnya, pada hari Jumat, raksasa maskapai penerbangan Jerman Lufthansa mengatakan akan memperpanjang penangguhan penerbangan. Di mana penangguhan ke Beirut berlaku hingga 30 September dan ke Tel Aviv hingga 2 September.

Houthi Segera Bom Israel
Sementara itu, proksi Iran lain, Houthi di Yaman memuji serangan Hizbullah Lebanon ke Israel Minggu. Kelompok itu juga kembali mengancam akan melancarkan serangan mereka sendiri sebagai balas dendam ke Israel sebelumnya di pelabuhan Hodeida Yaman, 20 Juli.

“Kami mengucapkan selamat kepada Hizbullah dan Sekretaris Jenderal-nya atas serangan hebat dan berani yang dilakukan oleh perlawanan pagi ini terhadap musuh Israel,” kata Houthi dalam sebuah pernyataan dimuat AFP.

“Respons (Hizbullah) yang kuat dan efektif … menegaskan bahwa perlawanan itu mampu, kuat, dan jujur dalam janji dan ancamannya,” tegasnya.

“Kami tegaskan sekali lagi bahwa tanggapan Yaman pasti akan datang,” kata pernyataan itu.

Serangan terhadap Hodeida terjadi sehari setelah kelompok Houthi melancarkan serangan mematikan pertama mereka terhadap Israel dengan drone di Tel Aviv yang menewaskan seorang warga sipil Israel. Kelompok Houthi memerangi Israel sebagai protes perang Gaza.

Sejak November, Houthi juga telah melancarkan serangkaian serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap pengiriman yang terkait dengan Israel di Teluk Aden dan Laut Merah. Baik Houthi dan Hizbullah adalah bagian dari apa yang disebut “poros perlawanan” Iran, yang mencakup kelompok militan di Irak, Suriah, dan Lebanon.

Mesir dan Inggris Teriak
Di sisi lain Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi memperingatkan eskalasi regional lebih lanjut karena permusuhan lintas batas yang makin panas antara Israel dan Lebanon. Ini terjadi kala ia bertemu dengan jenderal berpangkat tertinggi Amerika Serikat (AS), Kepala Staf Gabungan Jenderal Charles “CQ” Brown.

Sisi memperingatkan bahaya dari serangan di Lebanon dan menekankan perlunya menjaga stabilitas serta kedaulatan negeri itu dari Israel. Pernyataan diberikan setelah Israel melancarkan serangan udara ke negeri tempat Hizbullah berada itu.

“Menyerukan sikap tegas dari masyarakat internasional dan tanggapan yang lebih kuat terhadap upaya bersama Mesir-Amerika-Qatar untuk gencatan senjata dan pertukaran sandera-tahanan, yang akan memungkinkan jalan menuju ketenangan dan stabilitas di kawasan tersebut,” kata kantornya menyebut pentingnya damai di Gaza, Palestina untuk menenangkan Timur Tengah.

Hal senada juga dikatakan Inggris. Negeri itu menyerukan pengendalian diri di Timur Tengah, setelah bentrokan terbesar antara Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon terjadi.

“Eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah harus dihindari dengan segala cara,” tulis Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy di X, setelah panggilan telepon dengan menteri urusan strategis Israel, Ron Dermer.

“Saya tegaskan kembali dukungan Inggris untuk keamanan Israel, pentingnya pengendalian diri, perlunya gencatan senjata segera di Gaza dan pembebasan semua sandera,” ujarnya.

PBB
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan baku tembak antara Hizbullah dan Israel membahayakan penduduk Lebanon dan Israel. Ini juga mengancam “keamanan dan stabilitas regional”.

“Saya menyerukan de-eskalasi segera dan mengimbau para pihak untuk kembali menghentikan permusuhan,” tulisnya di media sosial X

 

Pos terkait