MERCUSUAR.CO, Jakarta – Raksasa produsen mobil listrik dari China, BYD, memiliki rencana untuk memasuki pasar Indonesia mulai tahun 2024. Meskipun pangsa pasar mobil listrik atau electric vehicle (EV) saat ini belum begitu besar di Indonesia, BYD yakin bahwa di masa depan, Indonesia akan menjadi pemain kunci dalam industri ini. Eagle Zhao, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, menyatakan keyakinannya bahwa begitu tren mobil listrik merambah suatu negara, tidak akan ada yang dapat menghentikannya.
“Jika kita melihat pada proses elektrifikasi dalam kendaraan, bisa kita analogikan dengan masa 15 tahun lalu saat Apple meluncurkan iPhone. Saat pertama kali smartphone ini diperkenalkan, hanya sebagian kecil dari pengguna sebelumnya yang terbatas pada penggunaan fitur SMS,” ujar Zhao.
“Iphone menghadirkan sejumlah tantangan bagi pengguna, seperti masalah daya tahan baterai yang tidak sebanding dengan Nokia atau Motorola pada waktu itu, dan layar yang lebih besar dan lebih rentan tergores. Orang belum terbiasa dengan kemudahan penggunaan smartphone, bahkan untuk sekadar menelepon dalam waktu lama,” tambahnya. Namun, seiring waktu, orang-orang dengan cepat beralih ke penggunaan smartphone karena fitur-fiturnya yang beragam dan memudahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pengalaman tersebut, Zhao meyakini bahwa masa depan EV juga akan mengalami proses yang sama. Meskipun saat ini penggunaan mobil listrik di Indonesia mungkin belum begitu umum, namun secara perlahan pasar ini akan semakin terbuka lebar. “Kami percaya bahwa tren elektrifikasi akan melanda Indonesia seperti yang terlihat di Amerika Serikat, China, Singapura, dan Thailand dengan jelas serta dengan penerimaan yang sangat cepat terhadap EV,” ungkap Zhao.
“Di Malaysia, pada tahun lalu, penetrasi mobil listrik baru hanya mencapai 0,5 persen. Namun, pada tahun ini, persentasenya melonjak menjadi 2 persen. Tentu saja, kontribusi BYD cukup signifikan dalam peningkatan persentase tersebut,” jelasnya. “Hal yang sama terjadi di Thailand, di mana pada tahun sebelumnya hanya sekitar 2 persen, namun pada tahun ini sudah melebihi 10 persen dalam penetrasi EV,” tambahnya. “Jadi, begitu proses elektrifikasi telah dimulai, tidak ada yang dapat menghentikan tren ini,” Ujar Zhao.