Tarawih Tetap Diselenggarakan di Masjid Agung Sleman

masjidsleman

MERCUSUAR.CO, Sleman – Dua pekan menjelang bulan ramadan, Takmir Masjid Agung Wahidin Soedirohusodo Sleman telah menyiapkan sarana prasarana untuk mendukung aktivitas ibadah. Sarana yang disiapkan khususnya menyangkut protokol kesehatan, mengingat ramadan tahun ini masih berlangsung di tengah masa pandemi Covid-19.

“Menyambut ramadan ini, kita tidak ada persiapan khusus. Lebih ke cek sarpras, dan petugas yang stand by untuk mengingatkan jamaah agar taat prokes,” kata Takmir Masjid Agung Sleman Agaerul, Selasa (30/3).

Sebagaimana ramadan lalu, ibadah solat tarawih tetap diselenggarakan dengan pembatasan jumlah jamaah, dan pengetatan prokes. Tarawih berjamaah akan dibagi tiga kali yakni solat dengan jumlah rakaat sebanyak 11.

Selanjutnya bagi jamaah yang hendak meneruskan solat hingga 23 rakaat, takmir akan memfasilitasi. Kaum muslim juga bisa mengikuti solat tarawih pada sepertiga malam tepatnya pukul 02.15 WIB sebanyak 11 rakaat.

“Tahun kemarin, jamaah solat tarawih di sepertiga malam hampir dua shaf bahkan menjelang akhir ramadan bisa sampai 4 shaf. Kami juga siapkan makanan untuk sahur sekitar 50 porsi,” ucap Agaerul.

Namun untuk penyelenggaraan buka puasa bersama, pihak Masjid Agung belum dapat memastikan karena masih menunggu aturan dari pemerintah pusat. Namun takmir sudah merencanakan menyiapkan buka puasa bagi para musafir berupa nasi kotak. Jumlah boks nasinya pun sudah diatur agar tidak memicu kerumunan saat pembagiannya.

Sekretaris Takmir Masjid Agung Sleman Iriansyah menambahkan, penyelenggaraan ibadah ramadan tahun ini masih mengacu aturan pengetatan prokes. Karena itu, beberapa kegiatan yang sifatnya tidak wajib seperti kultum tarawih, pelaksanaannya akan dibatasi.

“Saat tarawih, kemungkinan jamaah dari luar turut datang, sehingga diusahakan tidak ada kultum,” kata Iriansyah yang juga menjabat Kabag Kesra Setda Sleman.

Berbeda dengan ibadah solat subuh dimana jamaah biasanya berasal dari warga sekitar masjid, kultum tetap akan diadakan. Namun waktunya dibatasi maksimal 10 menit. Penceramah pun hanya dari kalangan jamaah sendiri atau tokoh akademisi lokal.

Saat situasi normal, Masjid Agung Sleman mampu menampung hingga 3.000 jamaah. Namun di masa pandemi, kapasitasnya dibatasi hingga separo.

Pos terkait