SUKOHARJO, Mercusuar.co – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia menggelar pentas wayang kulit dengan lakon “Bimo Suci” bersama dalang muda Ki Amar Pradopo, di Alun-alun Satya Negara, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (23/8).
Selain sosialisasi ideologi Pancasila, acara ini yang disiarkan secara langsung oleh Radio Slenk FM sekaligus untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80 dan HUT Kabupaten Sukoharjo.
Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama BPIP Toto Purbiyanto mengatakan, melalui petunjukan budaya khususnya wayang diharapkan bisa menjadi wadah sosialisasi penyampaian pesan nilai-nilai pancasila. BPIP, berkomitmen untuk terus mengajak masyarakat mengaplikasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami sebagai badan yang diminta oleh presiden untuk mensosialisasikan, membawa Pancasila itu dalam keseharian, dalam kemasyarakatan yang ada di sekitar kita. Antara lain lewat budaya, khususnya malam ini adalah wayang kulit,” ungkanya.
Sebagai bangsa yang besar yang kaya budaya, lanjut dia, masyarakat tidak boleh melupakannya. BPIP ingin budaya yang ada saat ini terus dilestarikan.
“Kami ingin budaya ini terus dilestarikan, dengan cara nguri-uri (melestarikan) wayang kulit. Nanti mungkin ada wayang golek, ada juga festival dan seterusnya yang akan kami selenggarakan. Jangan sampai kita kalah sama budaya asing yang masuk ke Indonesia,” ucapnya.
Terkait lakon ‘Bimo Suci’, dalang muda Amar Pradopo menyampaikan bahwa cerita tersebut menggambarkan perjalanan spiritual Bimo atau Werkudoro dalam mencari ilmu kepada Guru Durna atau Dronacarya dalam kisah Mahabarata.
Ilmu tersebut mengajarkan tentang tentang kehidupan, bermasyarakat, gotong royong dan saling menghargai. Setelah selesai berguru, Bimo alias Brotoseno akan menjadi seorang pendeta dan memberikan ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat.
“Cerita ini bisa diimplementasikan kepada seluruh masyarakat. Ini bersinergi sekali dengan adanya penguatan jatidiri bangsa. Tentang nilai-nilai ketahanan ataupun nasionalisme. Dimana nilai yang terkandung dalam Pancasila itu kita bisa belajar untuk diri sendiri lalu kita tularkan kepada masyarakat luas untuk selalu cinta tanah air,” jelas putra bungsu dalang almarhum Ki Warseno Slenk.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani menambahkan, kegiatan pentas wayang tersebut merupakan rangkaian acara HUT Kabupaten Sukoharjo ke-79 dan HUT RI ke-80. Ia berharap cerita wayang tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat Sukoharjo.
Tidak hanya menjadi tontonan tapi juga menjadi tuntunan.
“Kami maturnuwun kepada BPIP atas kepercayaannya kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk penyelenggaraan acara ini. Tidak hanya nguri-uri budaya, ini tontonan yang juga sekaligus tuntunan. Banyak yang bisa teladani dari cerita Bimo Suci yang akan diperagakan mas Amar,” tutup Etik.