MERCUSUAR.CO, Jakarta – Tamara lahir dari ayah Zbigniew Marian Wojciech Maciej Błeszyński yang berdarah Polandia dan ibu Farida Gasik berdarah Sunda. Ia merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Empat lelaki dan dua perempuan. Memiliki empat kakak tiri yaitu Jerzy ‘Jurek’ Bleszynski (1956-2002), Piotr ‘Peter’ Bleszynski (1957-1997), Rick Marian Bleszynski (1964), Teresa Permata Bleszynski (1965-2010), seorang adik tiri bernama David Joseph Bleszynski (1983), dan adik tiri lain ayah bernama Adrian Firdaus.
Menyelesaikan pendidikan SD-nya di Indonesia, dan kemudian selanjutnya di Perth, Australia. Bidang Seni Peran adalah hal yang diminati Tamara sejak kecil. Makanya, saat menimba ilmu di Australia selepas SMP, ia sengaja mengambil ekstrakurikuler drama. Langkah tersebut ditempuh tiga sahabat Moudy Wilhelmina, Paramitha Rusady dan Cindy Claudia Harahap ini agar ia mempunyai dasar akting yang kuat. Tamara yang wajahnya mirip penyanyi utama band pop Swedia ABBA, Agnetha Fältskog sering ketika di Australia sempat menjadi penjaga sepeda saat akhir pekan dengan bayaran 10 dolar sehari ini mulai menggeluti dunia seni peran sejak sekolah menengah di Australia.
Selepas meraih gelar sarjana Bisnis Management di St. Bridgis College Australia, tak membuat rasa cintanya pada dunia akting sirna. Seolah tak puas, Tamara kembali menjajal kemampuannya bermain teater dan bergabung di Teater Lembaga. Perannya dalam setiap pementasan pun kian dihujani dengan pujian. Setibanya di tanah air Tamara yang ditemukan oleh Jay Subijakto di sebuah toko kaset dan diajak untuk menjadi model. Dengan modal fisik yang tidak biasa Tamara laris manis di dunia modeling.
Saat awal kariernya ia bahkan pernah disanjung sebagai Cindy Crawford dan Agnetha Fältskog-nya Indonesia. “Gaya atau style yang khas dan unik pada diriku. My signature style! Jadi diri sendiri dan tampil apa adanya, ga berlebihan. Cantik itu inside out,” ujar Tamara membeberkan rahasia kecantikannya yang kemudian menginspirasi wanita lainnya. Tak sampat setahun menggeluti modelling, namanya mulai melambung.
Dunia sinema
Berbekal bakat akting yang ditempanya sejak kecil, tak sulit bagi Tamara memasuki dunia opera sabun. Debutnya sebagai pemain sinetron dimulai melalui perannya dalam Anakku Terlahir Kembali (1996). Tak disangka, berkat peran antagonis dalam sinetron tersebut, Tamara berhasil menarik perhatian banyak kalangan dan pamornya semakin meningkat tajam. Di sinetron berating tinggi yang kemudian dibuat sekuelnya itu, Tamara beradu akting dengan idola remaja kala itu Desy Ratnasari. Pasca vakum karena hamil dan melahirkan pada tahun 2000 Tamara kembali melalui sinetron ramadan Do’a Membawa Berkah (2000) yang disutradarai Ahmad Yusuf.
Di sinetron religi pertamanya pasca menjadi mualaf tersebut Tamara dipasangkan dengan aktor papan atas Anjasmara dan kakak kandungnya Teresa Bleszynski. Peran wanita culas dan penuh tipu daya di sinetron fenomenal Wah Cantiknya!!! (2001) makin memposisikan Tamara menjadi bintang papan atas hingga digadang dengan bayaran termahal di Indonesia. Hikmah (2004) adalah sinetron terlaris Tamara yang sukses besar bahkan digandrungi di negara-negara tetangga. Bahkan kabarnya ibu-ibu di negara tetangga rela berbondong-bondong memburu DVD-nya. Berkat sinetron ini pula Tamara meraih Best Favorite Actress 2004 dan 2005. Sepanjang karier di dunia sinetron, sejumlah judul sinetron Ramadan sukses dibintangi Tamara hingga pernah dijuluki sebagai Ikon Sinetron Ramadan.
Sementara karier Tamara di dunia film dimulai dengan berperan apik dalam Issue (2004), kemudian disusul dengan Big Day (2006). Pada tahun 2008, Tamara melebarkan sayapnya ke negeri seberang dengan memainkan peran Rrama dalam Cicakman 2: Planet Hitam. Penampilan istimewa Tamara sebagai tokoh antagonis utama di film produksi KRU Studios yang bekerja sama dengan Grand Brilliance tersebut cukup menarik perhatian dan telah diputar di beberapa negara. Di akhir tahun 2009 Tamara kembali dan membuat kejutan dalam film bergenre slasher (pertama di Indonesia) Air Terjun Pengantin.
Totalitas Tamara kembali ditunjukkan dalam film besutan Rizal Mantovani ini. Untuk kepentingan film tersebut selain bela diri, ia juga rela menghitamkan kulitnya (disebut tanning) dan membentuk tubuhnya selama empat bulan untuk mendapatkan kesan atletis demi peran sebagai Tiara. Penampilan yang cukup berani dengan berbekal profesionalisme dalam menjalani perannya di film Air Terjun Pengantin, mendatangkan pro dan kontra bagi Tamara. Beberapa adegan yang menampilkan dirinya dalam balutan bikini yang dianggapnya sebagai tuntutan peran yang harus dijalaninya sebagaimana ia melakonkan peran lainnya secara total di proyek film atau sinetronnya sebelumnya. Seksi bukan soal usia, seksi adalah kecantikan wanita dan totalitas dalam berakting, itulah yang diyakini Tamara Bleszynski saat bermain dalam film yang menjadikannya sebagai bintang film termahal dengan bayaran satu miliar rupiah itu.
Di dunia selebriti, selain dikenal karena kecantikannya yang memukau dan bakat yang mumpuni ia juga dikenal sebagai artis berdedikasi tinggi di bidangnya. Tamara selalu menunjukkan totalitas di setiap peran yang dimainkannya. Mencoba karakter baru yang berbeda adalah prioritasnya. Beragam peran pernah dimainkannya dengan baik. Mulai dari peran Ibu Guru di Opera SMU (2002), Pecandu Narkoba di Ikhlas (2003), Jurnalis di Issue (2004), Wanita Antagonis di Anakku Terlahir Kembali (1996), Pelatih Sepak Bola di Goal (2005), Action Figure di Cicakman 2: Planet Hitam (2008), Hingga karakter komedi di Cinta itu Nggak Buta (2007) atau karakter dongeng di Putri Cantik (2004). Perannya yang cukup kompleks dalam FTV Di Balik Jendela Astrid (2002) juga sempat menarik perhatian.
Menyandang gelar Artis Tercantik yang juga Duta Tinju Indonesia, Tamara memiliki perspesi sendiri tentang arti kecantikan seorang wanita. Kecantikan di mata Tamara Bleszynski adalah, “Jiwa yang tenang. Kalau kita tidak tenang, kita akan stres dan itu akan tampak pada diri kita. Kita perlu jiwa yang tenang dalam berumah tangga dan bekerja.” Sekali waktu ia juga menampik anggapan bahwa kecantikan adalah kekuatan seorang wanita, “Bagi saya, kekuatanlah yang menjadi kecantikan bagi seorang wanita. Saya selalu berusaha menjadi wanita yang mampu melakukan sesuatu yang berarti, dan berani memperjuangkan tujuan hidup saya.” Dilansir wikipedia.