MERCUSUAR.CO, Klaten – Bupati Klaten, Sri Mulyani, mendesak untuk meningkatkan gerakan pemberantasan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten menyusul angka kematian yang mencapai 22 kasus. Hal ini diungkapkan dalam sebuah acara halalbihalal pegawai lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) di Pendopo Pemkab Klaten pada Senin (6/5/2024) siang.
Hingga saat ini, total kasus DBD telah mencapai lebih dari 400 kasus sejak awal tahun, dengan korban bervariasi mulai dari anak-anak hingga lansia. DBD di Klaten saat ini menempati peringkat kedua tertinggi di Jawa Tengah.
Sri Mulyani meminta agar gerakan-gerakan pencegahan DBD yang telah dilakukan terus ditingkatkan. Dia juga menekankan pentingnya menerapkan pola kerja cepat dan cerdas yang telah terbukti efektif dalam penanganan pandemi Covid-19.
Selain itu, Sri Mulyani meminta agar sosialisasi terkait penyebab, gejala, dan penanganan DBD diperluas. Seluruh ASN hingga tingkat desa diminta untuk terlibat aktif dalam sosialisasi tersebut guna menghindari kasus-kasus kematian akibat ketidaktahuan terhadap gejala-gejala DBD.
Di sisi lain, Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, mengungkapkan bahwa kebanyakan kasus kematian akibat DBD terjadi karena respons yang kurang tepat dari masyarakat. Gejala DBD yang tidak selalu berupa demam menjadi tantangan tersendiri dalam deteksi dini.
Untuk itu, tugas Dinkes dan Puskesmas saat ini adalah memahamkan masyarakat tentang gejala-gejala baru yang muncul. Selain itu, pengetatan tata laksana penanganan pasien yang terdiagnosa positif DBD juga diperlukan.
Anggit menekankan pentingnya terus melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai cara efektif mencegah kasus DBD, selain dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).