MERCUSUAR.CO, Pati – Tak kalah dari kuliner soto kemiri yang dijual di wilayah Kabupaten Pati, khas soto daging ala warga Kabuapaten Pati, Rukmini mampu bertahan selama 30 tahun dan tetap ramai peminatnya hingga kini.
Kuliner soto daging tersebut dijualnya waktu pagi hari hingga siang hari. Pasalnya, warung itu memang menyuguhkan pelanggan yang akan menikmati sewaktu sarapan di pagi hari.
“Warung buka dari jam empat pagi hingga jam sepuluh siang. Karena waktu yang pas untuk menikmati soto daging yaitu sewaktu sarapan,” kata Rukmini pada, Selasa (12/12/23).
Para penikmat sotonya pun berdatangan langsung di warung miliknya yang berada di pinggir Jalan Wahid Hasyim. Dari masak hingga menyajikan langsung ke pelanggannya, itu semua dilakukan Rukmini yang dibantu oleh anaknya.
Wanita yang juga menjadi ibu rumah tangga tersebut, mengaku bahwa ia ingin menjual soto yang berbeda dari yang lain. Adapun resep yang digunakan sudah turun temurun dari warisan keluarga.
“Dulu saya berfikiran untuk jualan yang berbeda dari yang lain, di Pati sendiri kan terkenalnya dengan soto kemiri. Lalu saya punya ide dan mencoba hal baru yaitu soto daging,” ujarnya.
Selain itu, yang menjadi pembeda antara soto kemiri dengan soto daging khas miliknya yaitu di racikan bumbunya yang jadi pembeda dengan kuliner soto di Bumi Mina Tani.
“Dengan cita rasa yang baru di Pati ini membuat banyak yang suka, kalau soto daging disini rasanya cenderung manis dan gurih, serta berbeda dengan soto kemiri yang rasanya hanya gurih dengan sajian potongan ayam,” jelasnya.
Untuk diketahui, warung tersebut tak hanya berjualan soto daging, namun Rukmini juga menjual berbagai menu lainnya sepeti sayur sop, nasi pecel, dan gorengan.
“Alhamdullilah dari dulu selalu banyak peminatnya, sehingga setiap hari habis. Tapi dari menu yang ada, tetap terpopuler soto daging,” pungkasnya.
Tak muluk-muluk, seporsi nasi soto daging khasnya dibandrol dengan harga Rp 8 ribu, itu pun dengan porsi yang mengenyangkan. Adapun gorenganya selalu disajikan semasih hangat baru ditiriskan dari penggorengan.
“Satu porsi dengan gorengan itu sembilan ribu. Tidak hanya warga sekitar yang membeli, namun ada dari perbatasan Kota Pati juga datang. Biasanya banyak orang yang selesai berolahraga langsung mampir kesini untuk sarapan,” tambahnya.