Sejarah Penamaian Desa Batubulan, Penemuan Batu Bercahaya Dewa Agung

Sejarah Desa Batubulan
Sejarah Desa Batubulan

MERCUSUAR.CO, BaliBali menawarkan beragam destinasi wisata yang tersebar di seluruh kabupaten, dengan setiap wilayah memaksimalkan potensi wisatanya, menciptakan berbagai desa wisata yang menarik. Salah satu destinasi unggulan di tengah perkotaan Bali adalah Desa Batubulan.

Terletak secara strategis di perbatasan antara Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar, Desa Batubulan terkenal sebagai pusat seni tari, patung, dan ukiran.

Bacaan Lainnya

Selain dikenal sebagai pusat seni tari, patung dan ukiran desa Batubulan juga memiliki sejarah yang unik untuk dikenal.

Sejarah Desa Batubulan

Awalnya, wilayah Batubulan merupakan hutan belantara di bagian timur Kerajaan Badung. Pada abad ke-17, Raja Badung, I Gusti Ngurah Jambe Pule, memberikan bagian timur kerajaan tersebut kepada Dewa Agung Kalesan sebagai istananya.

Namun hal yang aneh terjadi ketika ia dan pengikutnya tiba di perbatasan hutan, mereka melihat sebongkah batu bercahaya yang tampak seperti bulan.

Nah dari kejadian itu, akhirnya Pangeran Agung Kalesan mendirikan sebuah kerajaan di lokasi tempat tersebut dan menamakan daerah tersebut sebagai Batubulan.

Batu bercahaya tersebut masih disimpan di Merajan Agung Batubulan. Dewa Agung Kalesan dan pengikutnya kemudian menetap di Batubulan, memperluas kekuasaan mereka hingga Batuyang dan Batuaji di sebelah timur Batubulan.

Lokasi Desa Batubulan

Desa Batubulan terletak di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, dengan luas sekitar 6.422 kilometer persegi, terdiri dari tiga desa adat: Tegaltamu, Jero Kuta, dan Dlod Tukad.

Terletak tidak jauh dari pusat Kota Denpasar, desa ini hanya sekitar 11 kilometer atau 30 menit perjalanan. Dari Bandara Internasional Ngurah Rai, jaraknya sekitar 25 kilometer atau 1 jam 10 menit melalui tol Bali Mandara, atau 1 jam 30 menit tanpa tol.

Pos terkait