Sejarah Desa Pangkal Buluh, Meriam Pusaka yang Melindungi Desa

Meriam Pusaka Desa Pangkal Butuh
Meriam Pusaka ini menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah yakni Pada tahun 1814, saat Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada Belanda, Bangka Selatan menjadi saksi peralihan kekuasaan yang krusial.

MERCUSUAR.CO, Bangka Selatan – Selain pesona alam Bangka Selatan yang begitu indah, terdapat juga desa yang memiliki sejarah yang tak terlupakan, yakni desa Pangkal Butuh.

Desa Pangkal Butuh yang terletak di kecamatan Payung ini memang terkenal dengan keindahan Masjid Al-Hidayah yang sekalogus menjadi tempat untuk dua meriam berukuran besar yang dijuluki “Meriam Pusaka”.

Bacaan Lainnya

Meriam Pusaka ini menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah yakni Pada tahun 1814, saat Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada Belanda, Bangka Selatan menjadi saksi peralihan kekuasaan yang krusial.

Namun, tahun 1819 juga menyaksikan perang di Bangka kota yang melibatkan jalur Sungai Pangkal Buluh. Belanda memanfaatkan jalur sungai ini untuk melakukan serangan, dan dua meriam besar yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari Masjid Al-Hidayah Pangkal Buluh adalah saksi bisu dari peristiwa tersebut.

Selain itu, Meriam Pusaka ini menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat. Konon, meriam ini dianggap sebagai penangkal dan keramat yang melindungi kampung.

Kepercayaan lokal mengatakan bahwa peletakan meriam tidak boleh diubah sejak awal ditemukan. Karna meriam ini dianggap sebagai pasangan suami istri, di mana sang suami menghadap ke selatan dan sang istri menghadap ke utara.

Warga percaya jika posisi meriam diubah, maka keadaan kampung akan menjadi tidak aman. Warga Desa Pangkal Buluh dengan penuh kebanggaan menjaga Meriam Pusaka, yang dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah dan identitas desa.

Pengunjung dapat menikmati keindahan Masjid Al-Hidayah Pangkal Buluh dan memahami nilai-nilai sejarah serta budaya lokal yang dijunjung tinggi.

Meriam Pusaka Desa Pangkal Buluh mengilhami generasi saat ini untuk memahami akar-akar sejarah yang membentuk identitas mereka, menjadikan desa ini destinasi menarik bagi pencinta sejarah dan budaya.

Pos terkait