MERCUSUAR.CO, Jakarta, 4 Juni 2024 – Konten hoaks yang beredar di media sosial membawa dampak negatif pada psikis anak-anak pasangan selebritas Ruben Onsu dan Sarwendah. Mantan personil girlband Cherrybelle ini, mengungkapkan bahwa anak-anaknya saat ini masih menjalani aktivitas sekolah seperti biasa meskipun terganggu dengan isu-isu negatif yang beredar.
Sarwendah enggan membahas lebih lanjut mengenai langkah hukum yang telah diambilnya terhadap para penyebar hoaks. “Maaf ya, maaf ya,” ujarnya singkat sambil bergegas meninggalkan lokasi.
Sebelumnya, Sarwendah telah mengambil tindakan tegas dengan mensomasi sejumlah akun media sosial yang menyebarkan fitnah tentang dirinya dan anak angkatnya, Betrand Peto. Bersama kuasa hukumnya, Chris Sam Siwu, ia melayangkan somasi terbuka kepada beberapa akun haters, meminta mereka untuk mengklarifikasi dan meminta maaf dalam waktu 3×24 jam.
Dalam somasinya, ibu sambung Betrand Peto menuntut para pemilik akun TikTok tersebut untuk menghapus video dan komentar yang mengandung fitnah serta menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, Sarwendah mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
Sebagai ibu dari tiga anak, Sarwendah mengaku telah lama menahan kekesalannya terhadap fitnah yang menyasar hubungan dirinya dengan Betrand Peto. Ia menegaskan bahwa langkah ini diambil demi menjaga kesejahteraan psikologis anak-anaknya yang sangat terganggu dengan isu-isu negatif tersebut.
Sarwendah juga menekankan bahwa dirinya selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya tanpa membedakan kasih sayang di antara mereka. “Misalkan itikad baik dan tulis seperti itu masih diframing, difitnah orang, pasti kita sedih dan kecewa. Sekarang saya serahkan ke kuasa hukum saya dan terima kasih semuanya semoga beritanya sampai sesuai dengan tujuan, nggak ada yang di cut, nggak ada yang dipojokkan. Semoga semuanya baik-baik aja,” ujar Sarwendah saat ditemui di kawasan Jakarta Barat pada Rabu (15/5/2024).
Langkah tegas Sarwendah ini diharapkan dapat memberikan efek jera kepada para penyebar hoaks dan sekaligus melindungi keluarganya dari dampak negatif informasi palsu yang beredar di media sosial.