Permintaan Unik Anak Gimbal, dari 75 Cup Es Buah hingga Kambing Berpita: Ruwat Cukur Rambut Gimbal Warnai Hari Jadi Wonosobo ke-199

Kebersamaan Bupati Afifi dengan anak-anak peserta ruwat cukur gimbal (Dok.Gena Mercusuar)
Kebersamaan Bupati Afifi dengan anak-anak peserta ruwat cukur gimbal (Dok.Gena Mercusuar)

MERCUSUAR, Wonosobo, 24 Juli 2024 – Pada momentum Hari Jadi ke-199 Kabupaten Wonosobo, sebanyak 11 anak berambut gimbal mengikuti tradisi ruwat cukur rambut gimbal yang diadakan di Paseban Barat Alun-alun Wonosobo, Rabu (24/7/2024). Tradisi tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara selain pisowanan agung, yang menandai perayaan tersebut.

Permintaan anak yang mengikuti prosesi tahun ini cukup unik dan beragam. Mulai dari permintaan 75 cup es buah, mobil mainan, bakso besar dan kecil, sepeda listrik, hingga hingga kambing yang dipakaikan pita. Semua permintaan tersebut dipenuhi oleh orang tua dan panitia sebagai bagian dari tradisi.

Bacaan Lainnya

Iko salah satu orang tua dari peserta ruwat rambut gimbal mengtakan, “Anak saya Yonna(5) hari ini sudah dicukur. Rambut gimbalnya muncul sejak usia 40 hari, ini ada keturunan dari buliknya. Sekarang sudah dicukur dengan permintaan kambing dipakaikan pita,” ujarnya.

Kamis yang dihias sesuai dengan permintaan peserta ruwat cukur gimbal (Dok.Gena Mercusuar)
Kamis yang dihias sesuai dengan permintaan peserta ruwat cukur gimbal (Dok.Gena Mercusuar)

Agus Wibowo, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo, menjelaskan bahwa, pendaftaran untuk acara ini telah dibuka sebelumnya dan langsung penuh dalam satu hari.

“Ada 11 anak yang mengikuti ruwat cukur rambut gimbal hari ini, 10 anak perempuan dan 1 anak laki-laki,permintaanya cukup unik dan alhamdulillah dari kami masih bisa menyanggupinya,” ujarnya.

Ruwat cukur rambut gimbal merupakab tradisi khas Wonosobo wilayah dataran tinggi Dieng dan sekitarnya. Rambut gimbal yang tumbuh secara alami pada anak-anak tertentu nantinya akan dipotong hanya jika mereka menginginkannya. Keinginan untuk memotong rambut ini biasanya disertai dengan permintaan khusus atau dikenal sebagai bebono. Permintaan tersebut harus dipenuhi sebagai bagian dari prosesi pemotongan rambut.

Konon menurut kepercayaan masyarakat setempat, anak yang memiliki rambut gimbal dianggap sebagai titisan Kyai Kolodete, seorang tokoh leluhur penting bagi masyarakat Wonosobo. Tradisi ini tidak hanya memiliki nilai budaya tetapi juga spiritual yang mendalam bagi penduduk setempat.

Prosesi ruwat cukur rambut gimbal dipimpin langsung oleh Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda). Setelah rambut gimbal dicukur, rambut tersebut kemudian dilarung atau dihanyutkan di Telaga Menjer, yang diyakini sebagai simbol pembuangan hal-hal negatif dan pembersihan diri.

Sementara itu, Bupati Afif Nurhidayat mengatakan bahwa tradisi ruwat cukur rambut gimbal memiliki nilai sejarah yang menarik dan memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan ke Wonosobo.

“Wonosobo tidak hanya dikenal karena udaranya yang sejuk, tetapi juga karena nilai sejarah dan budaya yang dimiliki. Tradisi ini sangat dinantikan oleh masyarakat dan bisa menjadi daya tarik wisata,” pungkasnya.

Bupati juga menekankan pentingnya melestarikan tradisi ini dan berharap acara ini dapat terus digelar setiap tahun dengan dukungan dari semua pihak.

Acara ruwat cukur rambut gimbal ini tidak hanya berhasil memperkuat ikatan budaya masyarakat Wonosobo, tetapi juga menampilkan keragaman permintaan anak-anak yang menjadi bagian dari prosesi ini. Dengan suasana yang meriah dan penuh kebahagiaan, tradisi ini berhasil mencuri perhatian dan diharapkan mampu menjadi daya tarik wisata baru bagi Kabupaten Wonosobo. (Gen)

Pos terkait