
Mercusuar.co, Purbalingga – Sebanyak 27 peserta didik kelas 6 MI Ma’arif NU Majasem dan 26 peserta didik Raudhatul Athfal (RA) Diponegoro Majasem tahun ajaran 2022-2023 baru-baru ini melaksanakan wisuda dan pelepasan di halaman Madrasah, Senin, (12/6/2023). Hal tersebut dilakukan sebagaimana Wisuda dan Pelepasan di tahun-tahun sebelumnya, rutin dilaksanakan.
“Kegiatan seperti ini rutin kami selenggarakan, tiap tahun pasti kami adakan. Tujuannya agar Istiqomah dalam mengembangkan pendidikan di Madrasah ini,” ujar Kepala MI Ma’arif NU Majasem, Wasmo, kepada Mercusuar.co, Jum’at (16/6/2023).
Acara tersebut dihadiri seluruh wali murid kelas 6 dan wali murid RA Diponegoro. Hajir juga pada acara tersebut Kepala Desa Majasem dan perangkatnya, Pengawas Madrasah Kecamatan Kemangkon dan sejumlah tokoh agama dan masyarakat, Ketua MWC NU Kecamatan Kemangkon beserta ketua dan pengurus Komite MI Ma’arif NU Majasem.
Wasmo mengatakan, MI Ma’arif NU Majasem tahun ajaran 2022 – 2023 meluluskan siswa-siswi kelas 6 sebanyak 27 anak. Sedang untuk RA Diponegoro meluluskan 26 anak. Menurutnya, semua anak melanjutkan belajar ke jenjang berikutnya. Ada yang ke Pondok Pesantren, ke MTs, ada juga yang ke SMP.
“Artinya, kesadaran masyarakat Desa Majasem terhadap pentingnya pendidikan sudah tidak diragukan lagi,” katanya.

Wasmo juga berpesan, kepada siswa terwisuda dan wali murid kelas 6 agar semua anak bisa melanjutkan pendidikannya ke sekolah atau madrasah selanjutnya. Hal ini menurutnya agar pendidikan tidak berhenti hanya pada tingkat ibtidaiyah.
“Anak-anak harus melanjutkan, orang tua juga harus mendukung anak-anaknya menempuh pendidikan yang lebih tinggi, karena masa depan anak akan ditentukan sejak sekarang,” pesanannya.
Pesan berikutnya adalah untuk warga masyarakat di desa Majasem, terutama bagi warga NU yang memiliki anak di usia sekolah agar memasukan makanya ke MI Ma’arif NU Majasem. Karena di madrasah anak-anak tidak hanya diberi pelajaran ilmu pengetahuan umum dan agama, tapi juga diberikan pendidikan tentang adab, tata Krama, sopan santun.
“Sepandai apapun anak, jika tidak punya akhlaq, adab, tidak punya sopan santun, percuma. Karena Allah SWT tidak sukan dengan orang yang tidak punya adab,” lanjutnya.
Sementara menurut Pengawas Madrasah Kecamatan Kemangkon, Sudarso Edy Prabowo yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, secara umum perkembangan madrasah di kecamatan Kemangkon cukup maju, termasuk MI Ma’arif NU Majasem.
“Secara umum perkembangan baik, termasuk MI Ma’arif NU Majasem yang saya lihat sangat positif. Hanya saja di beberapa Madrasah memang masih banyak yang perlu diperhatikan, karena kondisinya yang masih butuh perhatian,” ujarnya.

Prabowo juga menyinggung soal AMBK yang diberlakukan di madrasah. Secara umum guru dan murid sudah siap dengan perkembangan tekhnologi masa kini, maka kelangsungan AMBK tidak mengalami kendala yang signifikan.
“Assasmen sebenarnya diploting untuk Kurikulum Merdeka. Namun Kemanag justru menangkap lebih cepat, bahwa assasmen diberlakukan secara umum menggantikan istilah ujian. Terlebih Kemanag sejak 2018 sudah memberlakukan ujian berbasis komputer, jadi melaksanakan AMBK itu tidak lagi sulit,” jelasnya.
Senada dengan Sudarso Edy Prabowo, Salah satu tokoh pendidikan di masyarakat Majasem, Amirudin mengatakan, MI Ma’arif NU Majasem sudah dinilai maju, siap menghadapi dan mengikuti perkembangan jaman. Sumber Daya Manusia pendidik di madrasah tersebut juga dianggap cukup baik.
“Kepala Madrasah dan guru-gurunya cukup maju, mampu untuk bersaing dengan sekolah lain. Semua guru di madrasah ini lulusan S1,” kayanya.(Angga)