PURBALINGGA Mercusuar.co – ,Kejuaraan Pencak Silat Walet Puti Championship 2024 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi moment terbaik bagi Abdurrahman Amirull Azmi Dhia’ulhaq (14), atlit pencak silat dari MTs Negeri 3 Purbalingga yang berhasil meraih medali emas dan terpilih sebagai atlit terbaik putra. Sedang moment terbaiknya adalah kemenangannya akan menjadi hadiah ulang tahunya yang ke 15 nanti pada tanggal 29 Desember 2024 mendatang.
Azmi, demikian lelaki berpawakan kurus ini akrab dipanggil, berhasil menundukkan lawan-lawannya dengan perolehan poin nila yang terus menanjak dalan setiap detiknya. Bahkan ia tidak memberi kesempatan lawan untuk mencetak poin, sehingga jauh tertinggal di angka nol.
Dalam pertandingan selama dua hari di aula SMP Negeri 2 Bukateja,, Sabtu-Minggu (14-15/12/2024), Azmi berhasil meraih medali emas di kelas pertarungan dan meraih piala atlit terbaik pria di tingkat SMP/MTs.Hal demikian yang membuat dirinya merasa senang karena telah mampu membuktikan kalau selama berlatih bisa membuahkan hasil. Yakni prestasi.
Menurut Nuruddin, pelatih silat di Laskar Walet Puti Purbalingga yang juga sebagai pelatih ekskul di MTs Negeri 3 Purbalingga mengakui, Azmi merupakan atlet yang mudah menghafal dan memahami jurus yang diajarkan. Menurutnya, Azmi merupakan siswa didiknya yang ulet, tekun dan cerdas serta taat terhadap guru.
“Ia punya modal besar untuk berprestasi, yakni ulet dan tekun dalam berlatih. Disamping itu, ia termasuk anak yang cerdas, mudah hafal dan paham,” katanya.
Ia tercatat sebagai murid di perguruan pencak silat Walet Puti sejak kelas 8 MTs Negeri 3 Purbalingga hingga kini duduk di kelas 9 yang mulai banyak prestasi. Dari berbagai kejuaraan yang diikuti, Azmi telah berhasil mengumpulkan sejumlah medali dan piala. Mulai dari Popda, Kejurkab, FLS2N, dan Kejurda Jateng-DIY.
Namun, dari hasil prestasi yang diraihnya, laki-laki low profile dan penampilan apa adanya ini tidak terlihat sebagai penggemar olahraga body contack. Tubuhnya yang kurus dan tidak berotot sangat tidak meyakinkan kalau dirinya merupakan atlet seni beladiri pencak silat.
Sebagaimana yang diungkapkan Wasti, ibu kandungnya, bahwa anak lelakinya juga mengakui kalau selama ini belum berhasil membina fisik secara maksimal. Tidak pernah terlihat melakukan aktifitas pendukung dirinya sebagai atlit pencak silat. Seperti halnya joging di pagi hari, ringen, push up, scotjum, angkat barbel dan sebagainya di luar jam latihan.
“Malu kalau terlihat orang,” katanya.
Kendati demikian, lelaki muda yang tidak suka membawa handphone ke sekolah ini merupakan siswa perguruan pencak silat Walet Puti yang cerdas dan mudah menangkap semua jurus yang diajarkan. Tidak semua atlit pencak silat hafal jurus, karena kebanyakan konsentrasi pada teknik pertarungan.
Dalam perjalanan suatu setengah tahun belajar seni beladiri Walet Puti, ia termasuk satu-satunya yang banyak menghafal jurus. Termasuk jurus seni yang biasa menjadi materi lomba.
Lalu apa yang menjadi kiat dan strategi dalam menghafal jurus pada seni beladiri pencak silat Walet Puti yang ia pelajari? Ternyata dia tidak punya teknik yang boleh dibilang jitu dan keren, kecuali selalu menyempatkan waktu untuk menghafal di setiap ada kesempatan, hingga dirinya dianggap seperti orang gila.
Dari situlah ia juga berhasil membuktikan, dalam ujian kenaikan tingkat (UKT) beberapa waktu yang lalu, dirinya mampu meraih dua sabuk sekaligus. Yang mukanya sabuk putih langsung meraih sabuk hijau. Jadi tidak melalui naik dari sabuk putik ke kuning, dia langsung berikan sabuk hijau okeh perguruan pencak silat Walet Puti.(Angga)