MERCUSUAR, JAKARTA- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menepis narasi yang selama ini berkembang di masyarakat, tentang kondisi perekonomian global yang memburuk hingga mengancam aktivitas ekonomi domestik.
Purbaya mengatakan, merujuk pada data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur global, terus mengalami perbaikan hingga saat ini ke level ekspansif, yaitu 50,9. Meskipun risiko global masih ada seperti perang tarif dagang hingga konflik geopolitik.
“Jadi sepertinya global tidak seburuk yang ditakutkan selama ini,” kata Purbaya saat konferensi pers APBN edisi September 2025, dikutip Kamis (23/9/2025).
Dari dalam negeri, ia mengatakan, pemulihan aktivitas ekonomi juga terus terjadi, yang tercermin dari data PMI Manufaktur ke level 51,5 bersama dengan negara lain, seperti Thailand di level 52,7, Filipina 50,8. PMI Manufaktur Indonesia ia akui sempat tertekan pada periode April-Juni 2025 di zona kontraksi dalam.
Melemahnya aktivitas ekonomi domestik pada periode April-Juni 2025 ia sebut dipicu oleh kesalahan kebijakan peredaran uang primer atau M0 yang justru mengalami kemerosotan, setelah adanya pertumbuhan tinggi pada awal tahun ini.
“Karena memang pada waktu itu digenjot uang sampai dengan bulan April. Ada delay-nya April, Mei, Juni, Juli. Biasanya 3 bulan April, Mei, Juni, Juli, habis itu habis. Mei digenjot lagi ke bawah, uangnya sehingga uangnya melambat,” katanya.
Purbaya: Kondisi Global Tidak Seburuk yang Ditakutkan
