MERCUSUAR.CO, Mojokerto – Desa Bejijong, kabupaten Mojokerto memiliki banyak akan sejarah dan tradisi. Sejarah desa ini pun masih berkaitan dengan era pemerintahan Majapahit.
Pada abad ke-13, di masa pemerintahan Raja pertama Majapahit, Raden Wijaya, terdapat sebuah prasasti lemah tulis yang sekarang berada di Negeri Belanda. Prasasti ini menjadi salah satu batu pijakan dalam sejarah awal Desa Bejijong.
Lemah Tulis adalah candi pertama yang dikerjakan oleh Majapahit, dan tempat ini kini dikenal dengan sebutan Lemah Dhuwur atau Siti Inggil.
Dahulunya, masyarakat setempat pada saat itu memberi nama wilayah ini Kedung Wulan. “Kedung” memiliki arti “telaga yang luas penuh air hujan,” sementara “Wulan” berarti “sasi” atau “bulan.” Dengan demikian, Kedung Wulan merujuk pada daerah yang sering tergenangi oleh air hujan.
Tidak jauh dari Kedung Wulan, terdapat wilayah lain yang disebut Bejijong. “Beji” berarti “telaga yang luas,” sementara “Jong” mengacu pada “tempat penampungan air.” Dalam bahasa Tionghoa, wilayah ini dikaitkan dengan konsep untung dan rugi. “Beji” berarti “untung,” sedangkan “Jong” berarti “rugi.” Ini mencerminkan sifat pertanian yang menguntungkan dan sebaliknya, tergantung pada genangan air hujan.
Wilayah Kedung Wulan dan Bejijong pada awalnya berdiri sendiri pada sekitar tahun 1905. Pada tahun 1912, Kedung Wulan menjadi bagian dari kepemimpinan Lurah Trunajaya, sementara Bejijong diperintah oleh Lurah Bungkul. Kemudian, antara tahun 1925 hingga 1935, kedua wilayah ini bergabung menjadi satu desa yang diberi nama Bejijong.
Selama puluhan tahun, Desa Bejijong telah mengalami perkembangan dan transformasi yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Hal ini mencakup pembangunan infrastruktur, pertanian, pendidikan, dan pelayanan kesehatan.
Transformasi Desa Bejijong
Selain itu infrastruktur seperti jalan raya, listrik, dan sarana air bersih telah dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk. Sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung ekonomi desa, dengan berbagai program dan inovasi yang diterapkan untuk meningkatkan produktivitas.
Pendidikan di Desa Bejijong juga mengalami peningkatan yang signifikan. Sekolah-sekolah yang modern dan fasilitas pembelajaran yang lebih baik telah dibangun untuk memberikan pendidikan yang lebih baik kepada generasi muda.
Ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan mereka dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Pelayanan kesehatan juga menjadi fokus penting dalam perkembangan desa ini. Fasilitas kesehatan modern dan pelayanan medis yang lebih baik telah tersedia, memastikan bahwa penduduk memiliki akses yang lebih mudah ke perawatan medis yang diperlukan.
Dengan peran aktif masyarakat, pemerintahan desa yang kompeten, dan dukungan dari berbagai pihak, Desa Bejijong terus maju menuju masa depan yang lebih cerah.