Prihatin Kerusakan Hutan, Pegiat Lingkungan Pegunungan Rogojembangan Gelar Diskusi dan Aksi Menjaga Hutan dan Merawat Air.

Dandim 0704 Banjarnegara menyerahkan bibit pohon Aren kepada Ketua IPDA Nasional Arifin Kusuma Wardani sebelum penanaman serantak bibit pohon di petak 12 Pegunungan Rogojembangan, Kecamatan Wanayasa

BANJARNEGARA, Mercusuar.com – Warga di sekitar Pegunungan Rogojembangan, Kecamatan Wanayasa mengaku prihatin terkait kerusakan hutan dan dampaknya terhadap sumber mata air.
Perubahan fungsi hutan menjadi lahan pertanian sayur, akibat perambahan, telah menyebabkan berkurangnya ketersediaan air bersih dan meningkatkan risiko banjir serta longsor di sekitar pegunungan Rogojembangan Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Keprihatinan tersebut membuat sekelompok pemuda yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Penggerak Desa Indonesia (IPDA) Banjarnegara menggelar diskusi dan aksi dengan tema menjaga hutan dan merawat air untuk keberlangsungan hidup di Balai Desa Wanaraja Kecamatan Wanayasa Banjarnegara pada Jum’at (18/7/2025).

Diskusi dan aksi yang diikuti Karang taruna dari Desa Pesantren, Tempuran, Wanaraja, pegiat lingkungan Kecamatan Wanayasa, Pecinta alam SK Ma’arif Karangkobar, tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar pegunungan Rogojembangan ini bertujuan mencari solusi untuk permasalahan tersebut.
Mereka berharap hutan di pegunungan Rogojembangan bisa kembali seperti sedikala dan bisa menjadi hutan perlindungan yang memiliki peran penting sebagai sumber mata air bagi masyarakat dan bukan menjadi hutan industri.

Diskusi menghadirkan Dandim 0704 Banjarnegara , Letkol Czi Teguh Prasetyanto, Kepala Bagian Logistik (Kabag Log) AKBP Agus Triyono mewakili Kapolres Banjarnegara, Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Ja’far Shodiq, Kasie Pembinaan Sumber Daya Hutan KPH Banyumas Timur, Sindar Pasaribu serta Ketua Pembina Yayasan Serayu Network Indonesia Maman Fasyah.

Ketua Panitia Kegiatan Rinto Muchlas mengatakan, Diskusi dan Aksi aksi menjaga hutan dan merawat air merupakan keinginan warga untuk melindungi hutan dari kerusakan lingkungan, termasuk penebangan liar, dan aktivitas manusia yang dapat merusak ekosistem hutan dan mengurangi ketersediaan air bersih di wilayah Pegunungan Rogojembangan.

Ia mengatakan, Alih fungsi hutan secara liar untuk pertanian sayuran dapat menyebabkan masalah serius terkait ketersediaan dan kualitas air.
Perubahan ini kata dia akan mengurangi kemampuan hutan dalam menyerap air hujan, yang dapat mengakibatkan erosi tanah dan risiko tanah longsor.

“Kami melihat banyak lokasi di Pegunungan Rogojembangan telah beralih fungsi menjadi tanaman sayuran, peralihan ini tentunya menyebabkan penurunan kualitas air, meningkatkan risiko banjir, erosi, dan pencemaran air tentunya akibat pupuk,” kata Rinto.

Sementara Ketua IPDA Banjarnegara Jalu Dwi Prasetyo Aji mengatakan, Diskusi dan aksi bersama untuk menjaga hutan dan merawat air ini diharapkan akan menjadi solusi penting untuk mengatasi krisis lingkungan dan memastikan keberlanjutan kehidupan bagi masyarakat di wilayah sekitar Pegunungan Rogojembangan .

Ia mengatakan jika menjaga hutan dan air tidak hanya tentang pelestarian alam, tetapi juga tentang menjaga keberlangsungan hidup manusia.

“Kami berharap melalui diskusi dan aksi ini bisa menyelesaikan permasalahan kerusakan hutan di wilayah Rogojembangan, karena ini menyangkut kepentingan hidup banyak orang,” katanya.

Dandim 0704 Banjarnegara Letkol Czi Teguh Prasetyanto, pada kesempatan tersebut mengaku siap untuk membantu melaksanakan konservasi di hutan Pegunungan Rogojembangan.

“Kami siap mensupport untuk kegiatan ini, kami menilai konservasi ini penting untuk keberlangsungan hutan menjadi lestari dan air juga terjaga untuk generasi mendatang,” kata Letkol Teguh.

Ia juga mengajak masyarakat untuk menanam pohon dan merawatnya hingga menjagi hutan menjadi seperti semula.

“Hari ini kita tanam tanaman keras pinus, tanaman makhoni aren untuk konservasi alam dan penyerap air, Harapannya nanti tidak hanya ditanam namun juga dipeliraha hingga tumbuh hingga menjadi hutan seperti semula,” katanya usai penanaman pohoh di lereng pegunungan Rojojembangan.

Ia juga mengajak generasi muda untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian ekosistem di pegunungan rogojembangan untuk mengembalikan kembali kejayaan
Diskusi tentang menjaga hutan dan merawat air sangat penting karena hutan memiliki peran krusial dalam menjaga ketersediaan dan kualitas air bersih.

Hutan membantu mengatur siklus air, mencegah erosi tanah, dan menyimpan air tanah.

Kerusakan hutan dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir dan kekeringan, serta menurunkan kualitas air.

Oleh karena itu, menjaga kelestarian hutan adalah kunci untuk memastikan ketersediaan air bersih yang berkelanjutan bagi kehidupan

Dandim juga meminta agar masyarakat khususnya para pemuda untuk tidak tergoda dengan iming-iming yang besar untuk merusak hutan.

Ia meminta masyarakat untuk selalu menjaga hutan. Menurutnya masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian hutan.

Dengan menjaga hutan, kata Dandim maka akan turut menjaga keseimbangan ekosistem, menyediakan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta memastikan keberlangsungan hidup bagi generasi mendatang.

Kasie Pembinaan Sumber Daya Hutan KPH Banyumas Timur, Sindar Pasaribu pada kesempatan tersebut mengatakan, meminta agar masyarakat kedepan harus mulai melakukan penanaman pohon, terutama pohon-pohon keras.
Ia mengatakan Penanaman pohon dilahan – lahan yang gundul memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan mata air.

“Pohon-pohon keras dan akar yang kuat dapat menahan tanah, mencegah erosi dan longsor, terutama di lereng gunung, yang dapat merusak sumber mata air, pohon keras juga memiliki fungsi sebagai penyerap air hujan dan menjaga kestabilan tanah, sehingga mencegah erosi dan tanah longsor,” katanya.(**ahr)

Pos terkait