Paris, Mercusuar.co – Prancis kini menghadapi masa ketidakpastian politik mendalam.
Ini setelah parlemen Prancis meloloskan mosi tidak percaya terhadap PM Michel Barnier. Keputusan ini mengguncang stabilitas politik dan memengaruhi ekonomi negara.
Presiden Emmanuel Macron kini dihadapkan pada pilihan sulit untuk menunjuk pengganti Barnier yang layak, sementara masa jabatan presidennya masih tersisa lebih dari dua tahun.
Sebagian pejabat, terutama oposisi, bahkan turut mendesak Macron untuk mundur sebagai presiden demi memecah kebuntuan politik di negara Eropa tersebut.
Barnier kini harus mengajukan pengunduran dirinya dan pemerintahannya kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron, menjadikan masa jabatan pemerintahan minoritasnya selama tiga bulan itu sebagai yang terpendek dalam sejarah Republik Kelima Prancis yang dimulai pada tahun 1958.
Mosi tidak percaya ini diajukan oleh kelompok kiri radikal dengan didukung partai sayap kanan ekstrem yang dipimpin Marine Le Pen, oposisi utama pemerintah.
Dalam pemungutan suara, mayoritas 331 anggota parlemen dari total 577 anggota setuju untuk menggulingkan pemerintahan Barnier.